350.000 Warga Gaza Mengungsi: PM Qatar Serukan Aksi Hingga PBB Sahkan Deklarasi
--ISTIMEWA
RADARTVNEWS.COM - Pemerintah Gaza pada Sabtu (13/9) mengecam serangan militer Israel yang memaksa lebih dari 350.000 warga mengungsi dari kawasan timur menuju wilayah pusat dan barat Kota Gaza. Dalam pernyataan resmi, Kantor Media Pemerintah menyebut Israel sejak 11 Agustus 2025 menargetkan kawasan permukiman di Kota Gaza melalui serangan darat.
Kantor tersebut juga mengkritik pernyataan kepala pertahanan Israel, Israel Katz, yang menyebut bahwa “pintu neraka di Gaza telah terbuka” terhadap kelompok perlawanan. Pemerintah Gaza menegaskan bahwa Israel secara sistematis menyerang warga sipil tak bersenjata, termasuk perempuan, anak-anak, dan lansia, serta menghancurkan rumah, rumah sakit, sekolah, masjid, dan tenda pengungsian.
Data pemerintah mencatat lebih dari 1.600 bangunan bertingkat hancur total, lebih dari 2.000 bangunan rusak berat, dan lebih dari 13.000 tenda pengungsian musnah. Serangan ini memperparah krisis kemanusiaan di Gaza yang sejak lama terisolasi akibat blokade Israel.
Majelis Umum PBB pada Jumat (12/9) mengadopsi Deklarasi New York tentang Penyelesaian Damai Isu Palestina dan Implementasi Solusi Dua Negara. Pemungutan suara menunjukkan 142 negara mendukung, 10 menolak, dan 12 abstain. Resolusi ini dinilai sebagai langkah konkret menuju berdirinya negara Palestina yang merdeka, berdaulat, dan demokratis.
Negara yang menolak mencakup Amerika Serikat, Israel, Argentina, Hungaria, Paraguay, Nauru, Mikronesia, Palau, Papua Nugini, dan Tonga. Israel menolak keras resolusi ini dengan menyebutnya “sepihak” dan sebagai “taktik prosedural dan penyalahgunaan Majelis”. Perwakilan Israel menegaskan, “Ini bukan diplomasi, ini sandiwara.”
BACA JUGA:Israel Diduga Bayar Google Rp740 Miliar untuk Tutupi Berita Kelaparan Gaza
Amerika Serikat sejalan dengan Israel menyebut deklarasi tersebut merusak upaya diplomatik dan menjadi “hadiah bagi Hamas”. Washington menyoroti kegagalan negosiasi gencatan senjata sepanjang musim panas. Sementara Paraguay menjelaskan tidak memberikan suara karena tak mendapat dukungan dari pihak terkait, meski negaranya mengakui Israel dan Palestina.
Deklarasi New York digagas Prancis dan Arab Saudi sebagai peta jalan tunggal penyelesaian damai isu Palestina. Perwakilan Prancis yang berbicara atas nama Arab Saudi menegaskan langkah ini penting untuk mewujudkan solusi dua negara. Resolusi itu juga mendesak negara-negara mengambil langkah nyata menuju pengakuan Palestina.
Parlemen Eropa turut mengadopsi resolusi yang mendesak negara-negara anggota Uni Eropa secara resmi mengakui Palestina sebagai negara berdaulat. Resolusi itu memperoleh 305 suara setuju, 151 menolak, dan 122 abstain. Para ahli menilai keputusan ini lebih tegas dibandingkan pernyataan dukungan sebelumnya dan dapat mendorong langkah konkret dari negara anggota.
Sementara itu, Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani menyerukan dunia menghentikan standar ganda dan menghukum Israel atas kejahatan terhadap Palestina. “Waktunya telah tiba bagi masyarakat internasional untuk berhenti menggunakan standar ganda dan menghukum Israel,” ujarnya, Minggu (14/9). Qatar juga menggelar KTT darurat Arab dan Islam di Doha yang dihadiri sejumlah pemimpin regional, termasuk Presiden Palestina Mahmud Abbas.
Namun, upaya diplomatik internasional tak menghentikan serangan Israel. Sehari setelah resolusi disahkan, Israel melancarkan serangan udara yang menewaskan 62 orang, menurut laporan Al-Jazeera. Lebih dari 6.000 warga Gaza kembali mengungsi, sementara jet tempur menjatuhkan bom setiap 10 hingga 15 menit di kawasan permukiman, menara hunian, hingga fasilitas umum.
Laporan WAFA menyebut sejumlah warga sipil terluka akibat serangan di sebuah menara hunian pada Minggu (14/9) malam. Artileri Israel juga menggempur lingkungan Shuja’iyya di timur Kota Gaza dan mengebom gedung di barat laut kota. Jumlah korban tewas sejak 7 Oktober 2023 melonjak menjadi 65.000 orang, sementara 164.000 lainnya dilaporkan luka-luka.
BACA JUGA:Lima Jurnalis Palestina Tewas dalam Serangan Israel di Gaza!! Apakah Kebebasan Pers Sudah Diabaikan?
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
