BANNER HEADER DISWAY HD

Trump Pilih Jalan Damai Usai Serangan ke Iran, Targetkan Kesepakatan Baru

Trump Pilih Jalan Damai Usai Serangan ke Iran, Targetkan Kesepakatan Baru

--sumber foto ilustrasi by Rayhan

Istanbul, RADARTVNEWS.COM — Di tengah ketegangan tinggi antara Amerika Serikat dan Iran, Presiden AS Donald Trump dilaporkan memilih untuk tidak melanjutkan serangan militer setelah operasi besar-besaran terhadap fasilitas nuklir Iran akhir pekan lalu. Langkah ini dianggap sebagai sinyal kuat bahwa Washington kini ingin mengejar jalur diplomasi dan kesepakatan damai dengan Teheran.

Mengutip laporan Axios pada Minggu (22/6), seorang pejabat Amerika mengungkapkan bahwa Trump segera menghubungi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu usai serangan dan menegaskan bahwa tujuannya selanjutnya adalah perdamaian, bukan perang.

“Presiden tidak ingin melanjutkan serangan. Ia sudah menyampaikan kepada Netanyahu bahwa ia menginginkan perdamaian. Namun, jika Iran melancarkan serangan balasan, AS akan siap merespons,” ungkap pejabat tersebut.

Pernyataan ini turut dikonfirmasi oleh seorang pejabat Israel yang menyebutkan bahwa Amerika telah menyatakan dengan jelas keinginan mereka untuk mengakhiri eskalasi, meskipun tidak menentang jika Israel tetap melanjutkan aksinya secara independen.

Sebelum serangan, Israel disebut menghancurkan sejumlah sistem pertahanan udara Iran selama 48 jam atas permintaan AS. Serangan AS sendiri menargetkan fasilitas nuklir strategis milik Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan.

BACA JUGA:Ketegangan Konflik Iran-Israel Meningkat, Pemerintah Gerakkan Evakuasi 386 WNI di Teheran

Dalam operasi itu, Amerika menggunakan teknologi militer paling canggih — termasuk pesawat siluman B-2 yang menjatuhkan enam bunker-buster bombs ke Fordow, serta peluncuran puluhan rudal jelajah dari kapal selam ke dua fasilitas lainnya.

Jenderal Dan Caine, Kepala Staf Gabungan Angkatan Udara AS, menyebut lebih dari 125 unit pesawat tempur dan pendukung ikut terlibat dalam operasi itu. Termasuk jet tempur, pesawat tanker, kapal selam rudal balistik, dan drone intelijen.

Trump kemudian menyebut serangan itu sebagai “sangat sukses”, tanpa mengindikasikan akan ada lanjutan serangan, menandakan strategi ‘pukul keras sekali, lalu ajak negosiasi’.

Ketegangan antara Iran dan Israel memuncak sejak 13 Juni 2025, ketika Tel Aviv meluncurkan serangan udara ke beberapa titik militer dan nuklir di wilayah Iran. Iran membalas dengan rentetan rudal ke wilayah Israel, yang mengakibatkan puluhan korban jiwa di kedua negara.

Data korban sementara:

Iran: 430 tewas, lebih dari 3.500 luka-luka.

Israel: 25 tewas, ratusan luka-luka.

Meski situasi masih panas, langkah Trump yang mengisyaratkan diplomasi dibanding konfrontasi militer besar-besaran dianggap membuka ruang negosiasi baru di tengah memanasnya kawasan Timur Tengah.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait