BANNER HEADER DISWAY HD

Dampak Politik Memanas, Rupiah Melemah

Dampak Politik Memanas, Rupiah Melemah

Ilustrasi--ISTIMEWA

RADARTVNEWS.COM - Nilai rupiah kembali terjun, kini menyentuh Rp16.499 per dolar AS. Angka ini jelas bikin waswas, bukan hanya bagi pelaku pasar, tapi juga rakyat biasa. Pelemahan rupiah bukan sekadar persoalan ekonomi, melainkan tanda ketidakstabilan yang lebih besar, krisis kepercayaan terhadap pemerintah.

Situasi politik yang panas memperburuk keadaan. Rencana tunjangan perumahan untuk anggota DPR, kasus korupsi yang menyeret mantan aktivis reformasi, hingga tragedi unjuk rasa buruh di depan DPR semua menambah daftar panjang alasan publik marah. Aksi yang awalnya soal hak buruh kini berubah jadi luapan kekecewaan terhadap elit politik.

Di tengah kekacauan ini, rupiah jadi simbol paling jelas bahwa negara sedang goyah. Memang, data ekonomi Amerika ikut membuat dolar menguat. Tapi yang membuat kondisi makin parah adalah gejolak dalam negeri sendiri. Rakyat melihat janji-janji perubahan terasa palsu, sementara harga kebutuhan sehari-hari terus naik.BACA JUGA:Presiden Prabowo Tanggapi Demo 28 Agustus, Insiden Petugas dan Korban Ojol Jadi Sorotan

Banyak yang mulai teringat peristiwa 1998, ketika jatuhnya rupiah memicu gelombang demonstrasi besar-besaran hingga akhirnya menjatuhkan rezim. Bedanya, kini ada media sosial yang menyebarkan keresahan lebih cepat. Narasi seperti “uang rakyat dipakai DPR” atau “aktivis jadi koruptor” langsung viral, membuat kemarahan publik semakin meluas.

Bahaya terbesarnya bukan hanya pelemahan rupiah, tapi hilangnya keyakinan rakyat pada pemerintah baru Prabowo–Gibran. Jika suara publik terus diabaikan, potensi gelombang protes semakin besar, dan krisis kepercayaan bisa semakin dalam.

Bank Indonesia mungkin masih bisa menahan pelemahan rupiah dengan intervensi. Namun, memulihkan kepercayaan rakyat bukan perkara mudah. Sejarah menunjukkan, krisis kepercayaan lebih berbahaya daripada sekadar krisis ekonomi.

Kini, yang jadi pertanyaan besar, apakah pemerintah berani mendengar suara rakyat, atau justru mengulang kesalahan masa lalu yang bisa menyeret Indonesia ke krisis yang lebih dalam?BACA JUGA:Fakta Baru Kematian Affan Kurniawan: Ojol yang Tewas Dilindas Bukan Peserta Demo, Tapi Sedang Antar Pesanan

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait