LAMPUNG, RADARTVNEWS.COM - Seruit adalah makanan khas dari Provinsi Lampung yang telah menjadi bagian penting dari budaya masyarakat setempat. Hidangan ini pada dasarnya adalah ikan bakar yang dicampur dengan sambal terasi, tempoyak (fermentasi durian), atau mangga muda. Namun, keunikan seruit terletak pada proses penyajiannya yang penuh keakraban, di mana keluarga atau masyarakat berkumpul bersama untuk menikmatinya. Berikut ini adalah penjelasan mengenai Seruit makanan khas Lampung dan juga filosofinya dalam kebersamaan.
Secara tradisional, ikan yang digunakan untuk membuat seruit adalah ikan sungai seperti baung, lais, atau belida. Ikan-ikan ini dibakar atau digoreng terlebih dahulu, kemudian dihidangkan bersama sambal yang terbuat dari campuran cabai, terasi, bawang, dan perasan jeruk nipis. Selain sambal, seruit juga sering disajikan bersama tempoyak, yang menambah cita rasa unik karena aromanya yang khas dan rasanya yang sedikit asam. Tidak hanya itu, potongan mangga muda yang segar juga kadang-kadang ditambahkan sebagai pelengkap.
BACA JUGA:Cahokia: Metropolis Prakolumbus yang Menghilang di Amerika Utara
Seruit memiliki filosofi yang sangat mendalam dalam budaya masyarakat Lampung. Hidangan ini bukan hanya soal cita rasa, tetapi juga menggambarkan nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong. Proses membuat seruit, mulai dari persiapan ikan hingga pembuatan sambal, biasanya dilakukan bersama-sama, baik oleh anggota keluarga maupun oleh warga dalam suatu acara tertentu. Hal ini mencerminkan bagaimana orang Lampung sangat menjunjung tinggi kebersamaan dan semangat kekeluargaan dalam kehidupan mereka.
Menikmati seruit seringkali dilakukan dalam suasana yang penuh keceriaan. Pada acara-acara adat atau pertemuan keluarga besar, seruit disajikan di tengah-tengah dan dinikmati secara bersama-sama. Ini menunjukkan filosofi bahwa kebersamaan dan kesederhanaan adalah hal yang penting. Dalam kebudayaan Lampung, makan bersama bukan sekadar kegiatan mengisi perut, tetapi juga sebagai ajang mempererat tali silaturahim dan memperkuat hubungan antarkeluarga atau komunitas.
BACA JUGA:Destinasi Wisata Sejarah di Lampung: Menelusuri Peninggalan dan Situs Bersejarah
Selain itu, seruit juga mencerminkan keterikatan masyarakat Lampung dengan alam. Pemilihan bahan-bahan seperti ikan sungai, tempoyak, dan mangga muda menunjukkan bahwa mereka memanfaatkan kekayaan alam sekitar dengan bijak. Bahan-bahan ini tidak hanya menambah kelezatan seruit tetapi juga memperlihatkan kearifan lokal masyarakat dalam menjaga tradisi kuliner mereka.
Sebagai salah satu makanan ikonik Lampung, seruit berhasil menyampaikan nilai-nilai kultural yang berharga bagi masyarakatnya. Lebih dari sekadar hidangan, seruit adalah simbol kebersamaan yang mengikat masyarakat Lampung dalam semangat persaudaraan dan penghargaan terhadap alam. Di setiap gigitan seruit, terdapat cerita tentang kebersamaan dan cinta terhadap tradisi, yang diwariskan dari generasi ke generasi.