RADARTV – Jikalau pemudik dapat riang gembira pulang kampung melintasi jalan mulus. Namun tidak bagi pemudik atau warga Desa Sriwedari dan Kresno Widodo, Kecamatan Tegineneng, Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung.
Bayangkan saja, jalan penghubung antar desa dan kecamatan ini sudah 10 tahun atau dua kali pemilihan kepala daerah (pilkada) tak kunjung diperbaiki.
Padahal sejumlah kandidat calon bupati dulu banyak kampanye dan menjanjikan jalan ini akan diperbaiki. Namun, dua kali petahana menjabatpun luput dari perhatian.
Kondisi jalan banyak lobang dan genangan air warna keruh kecoklatan. Banyak warga menyebut warnanya coksu (coklat susu).
Nyaris wujud aspal di sepanjang jalan berkilo – kilo meter tersebut itu keroak – keroak (separuh ada, sebagian lainnya sudah hilang.
Genangan air mencapai 15 – 30 centimeter. Warga terpaksa harus hati – hati saat melintas. Dibutuhkan skil khusus, menghindari lobang terdalam. Salah pilih jalur bisa – bisa terperosok.
Umumnya jalan di sini rusak parah dan sudah menjadi kubangan pada musim hujan. Warga sangat mengharapkan adanya perhatian dari kepala daerah.
Bambang Sutikno, warga Sriwedari, Tegineneng, mengatakan jalan di kawasan tersebut sudah dua pemilihan bupati tidak diperhatikan.
”Waduh parah sekali ini mas,” kata Bambang saat dimintai pendapatnya.
Jalan ini hubungkan Desa Kresno Widodo, Kresno Maju dan Tri Rahayu hingga Kecamatan Tegineneng. Jalan paling parah di arah depan SMP, depan kantor desa dan sejumlah ruas jalan lainnya.
”Harapanya jalan ini kedepanya diperbaikilah,” tegas dia.
Namun, pada setiap musim kampanye kepala daerah, selalu dijanjikan diperbaiki. Kemenangan Dendi Ramadhona dalam dua kali pilkada juga seperti tak membawa angin perubahan.
Jumani, seorang pengendara, mengatakan ia kaget melihat kondisi jalan di kawasan itu. Namun ia tetap harus melewatinya karena harus bersilaturahmi dengan keluarga.
”Jujur saja kaget, masih ada jalan seperti ini di tahun 2024, di Provinsi Lampung. Mau gak mau harus jalan terus, ini urusan silaturahmi,” kata Jumani.