قَالَ الله تَعَالَى
…………أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ ٱللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ ٱلْحَقِّ
Firman Allah SWT, "Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka)…" (Q.S. Al-Hadid Ayat 16).
Ketika mengomentari surah al-Hadid ayat 16-17 tersebut, Prof Dr M Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah mengibaratkan hati seperti tanah.
Apabila tidak disentuh air, tanah akan gersang. Qalbu akan membatu jika tidak tersentuh zikir. Maka itu, zikir berfungsi sebagai penyubur kalbu.
Dari beberapa ayat Alqur’an diatas sudah jelas bila manfaat Dzikir dalam menjaga hati agar selalu bersih dan sehat.
Dimana orang yang paling beruntung memiliki hati yang sehat adalah orang yang dapat mengenal Allah dengan baik.
Perbanyak Ilmu bagi Hidupnya Hati
Ilmu diketahui adalah alat untuk mendapatkan kebahagian dunia dan akherat. Selain itu diketahui juga bila ilmu adalah sebab hidupnya hati.
Dimana hati merupakan tempat iman, tempat ikhlas, tempat cinta, pengharapan, tawakal, Ridha, tempat rasa takut, dan semua kebaikan-kebaikan besar yang lainnya.
Namun semua tidak akan hidup kecuali dengan taufik dari Allah Subhanahu wa Ta’ala melalui ilmu agama yang diturunkan Allah SWT.
Seorang ulama besar terdahulu, Ibnul Qayyim Aljauziyah Rahimahullahu Ta’ala dalam suatu kesempatan dengan murid-muridnya menyebutkan :
“Bukankah orang yang sedang sakit kalau tidak diberi makan, minum dan obat, maka dia akan mati?
Murid-muridnya berkata: ‘Iya betul.’ Maka ulama itu menjawab: ‘Seperti itu keadaan hati manusia kalau dia dicegah dari ilmu yang benar selama tiga hari maka hati itu akan mati.'”
Gambaran ini nyata dan benar, namun terkadang banyak manuasia yang tidak menyadarinya.
BACA JUGA:Besok Aksi Lampung Bela Palestina, Disuport Aktivis Hingga Warga