BANNER HEADER DISWAY HD

Tagar Save Tesso Nilo Menggema, Publik Desak Penyelamatan Hutan dan Gajah Sumatra

Tagar Save Tesso Nilo Menggema, Publik Desak Penyelamatan Hutan dan Gajah Sumatra

-Dok.Detik.Com-

RADARTVNEWS.COM - Tagar Save Tesso Nilo menjadi salah satu topik paling ramai dibicarakan di media sosial dalam beberapa hari terakhir. Ribuan unggahan yang menggunakan tagar tersebut muncul di platform X, Instagram, hingga TikTok, menyuarakan kekhawatiran masyarakat atas kondisi Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) di Riau yang dinilai semakin kritis. Tagar itu tidak hanya didorong oleh aktivis lingkungan, tetapi juga oleh jurnalis, selebritas, komunitas fotografer satwa liar, hingga warga lokal yang mengaku sudah lama merasakan dampaknya secara langsung.

Taman Nasional Tesso Nilo selama bertahun-tahun dikenal sebagai salah satu kawasan dengan keanekaragaman hayati tertinggi di Indonesia, terutama untuk spesies langka seperti gajah Sumatra. Hutan dataran rendah yang menjadi rumah bagi puluhan mamalia besar dan ratusan spesies burung itu merupakan habitat penting yang kini menghadapi tekanan besar akibat perambahan skala besar untuk perkebunan ilegal. Sejumlah laporan lapangan dari lembaga konservasi menunjukkan bahwa luas kawasan yang rusak terus meningkat setiap tahun, dengan banyak area yang telah berubah menjadi kebun sawit yang dikelola pihak-pihak tak bertanggung jawab.

Viralnya tagar Save Tesso Nilo dipicu oleh unggahan beberapa pegiat lingkungan yang memperlihatkan foto dan video terkini kondisi lapangan. Di dalamnya terlihat gajah-gajah liar yang kehilangan jalur jelajah, berkeliaran dekat permukiman, serta beberapa rekaman yang menunjukkan jejak perambahan baru. Unggahan tersebut memicu reaksi emosional warganet yang menilai bahwa kerusakan yang terjadi telah melewati batas wajar dan membutuhkan tindakan secepatnya. Banyak yang menyebut Tesso Nilo sebagai “rumah terakhir gajah Sumatra” dan menegaskan bahwa kehancurannya bisa mempercepat kepunahan spesies tersebut.

Selain penyebaran foto dan video, para warganet membagikan kembali berbagai laporan riset yang menunjukkan dampak ekologis dari menyusutnya hutan Tesso Nilo. Beberapa akun akademisi dan jurnalis lingkungan menjelaskan bahwa hilangnya kawasan itu tidak hanya mengancam satwa, tetapi juga berpotensi memicu bencana ekologis seperti banjir dan kekeringan ekstrem. Hutan Tesso Nilo berfungsi sebagai penyimpan air alami, dan kerusakannya diperkirakan akan berdampak langsung pada ribuan warga yang hidup di sekitar kawasan tersebut.

Banyak pula suara dari warga lokal yang membagikan cerita pengalaman mereka menghadapi konflik satwa dan manusia yang semakin sering terjadi. Mereka mengaku semakin khawatir karena gajah liar terpaksa keluar hutan untuk mencari makan di ladang masyarakat akibat berkurangnya vegetasi alami. Kondisi ini disebut menimbulkan risiko keselamatan, merugikan ekonomi warga, dan pada saat yang sama menempatkan gajah dalam posisi rentan terhadap pembunuhan atau penangkapan ilegal.

BACA JUGA:Gajah Jinak ‘Dona’ Berusia 45 Tahun Meninggal di Taman Nasional Way Kambas

BACA JUGA:Pilu di Way Kambas ! Anak Gajah Nyaris Kehilangan Kaki Akibat Jerat Pemburu

Desakan terhadap pemerintah pun semakin kuat. Publik meminta pemerintah pusat dan daerah mengambil langkah tegas untuk menghentikan perambahan, menertibkan perkebunan ilegal, dan memperkuat patroli pengamanan kawasan. Beberapa organisasi lingkungan menilai bahwa penegakan hukum selama ini masih terlalu lemah, sehingga para pelaku perusakan hutan dapat terus beroperasi tanpa konsekuensi yang signifikan. Mereka menekankan bahwa momentum viral ini harus dimanfaatkan untuk mendorong agenda konservasi yang selama ini tertunda atau terabaikan.

Di tengah derasnya sorotan publik, sejumlah pejabat dari instansi kehutanan daerah disebut sedang mengevaluasi langkah-langkah pengawasan yang selama ini dilakukan. Namun, para aktivis menegaskan bahwa pernyataan tanpa tindakan nyata tidak akan cukup untuk mengatasi masalah yang sudah berlangsung bertahun-tahun. Mereka menekankan perlunya pemulihan hutan melalui reboisasi, pengembalian lahan yang diserobot, serta peningkatan peran masyarakat adat dan warga lokal dalam menjaga kawasan tersebut.

Sementara itu, perhatian warganet terhadap isu Tesso Nilo terus meningkat. Diskusi publik tidak hanya berhenti pada tagar, tetapi juga berkembang menjadi kampanye edukasi mengenai konservasi satwa liar, pentingnya hutan dataran rendah, serta dampaknya terhadap perubahan iklim. Banyak kreator konten, praktisi komunikasi lingkungan, hingga mahasiswa turut membuat materi edukatif, meme, infografis, dan video singkat untuk memperluas jangkauan isu tersebut agar bisa dipahami oleh masyarakat yang lebih luas.

Hingga kini, tagar Save Tesso Nilo tetap bertahan di jajaran tren media sosial dan belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Publik menilai bahwa suara mereka adalah bentuk tekanan moral untuk memastikan pihak berwenang bergerak cepat menyelamatkan Taman Nasional Tesso Nilo, menjaga habitat gajah Sumatra, dan melindungi salah satu kawasan hutan yang paling berharga di Indonesia sebelum semuanya terlambat.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: