Produksi Lokal Mulai 2026, BYD PastIkan Harga Mobil Listrik Tetap Sama
--istimewa
RADARTVNEWS.COM – Pabrik BYD di Subang, Jawa Barat, sedang dipersiapkan untuk beroperasi pada awal tahun depan. Kehadiran fasilitas ini sempat memunculkan harapan bahwa harga mobil listrik BYD akan turun setelah proses perakitan dilakukan di Indonesia. Namun perusahaan menegaskan bahwa harga jual saat ini sudah dihitung menggunakan skema produksi lokal, sehingga tidak akan ada penurunan harga ketika pabrik mulai berjalan pada 2026.
Selama ini, sebagian masyarakat beranggapan bahwa perakitan dalam negeri dapat menekan biaya karena logistik lebih singkat dan potensi penggunaan komponen lokal lebih besar. Namun BYD menjelaskan bahwa mereka saat ini sudah mendapatkan insentif pemerintah yang membuat biaya impor dan biaya produksi lokal berada pada kisaran yang hampir sama. Dengan perhitungan tersebut, harga mobil BYD dipastikan tetap stabil meski pabrik mulai beroperasi.
Penjelasan ini disampaikan seiring pemanfaatan insentif kendaraan listrik yang tengah berlaku. Melalui skema tersebut, pemerintah memberikan dukungan agar harga EV lebih kompetitif, termasuk bagi produsen yang sedang menyiapkan produksi lokal.
BACA JUGA:BYD Atto 1 Ukir Sejarah, Mobil Listrik Pertama yang Jadi Terlaris di Indonesia
BACA JUGA:Toyota Veloz Hybrid Resmi Meluncur di Indonesia, Harga Mulai Rp299 Juta
Kinerja BYD di pasar Indonesia sendiri cukup kuat sepanjang tahun ini. Total distribusi kendaraan listrik nasional pada 2025 mencapai 69.146 unit, dan BYD menjadi penyumbang terbesar dengan lebih dari 30 ribu unit. Sub-brand premiumnya, Denza, menambah 6.967 unit, sementara model terbaru BYD, Atto 1, mencatat lebih dari 9.000 unit hanya pada Oktober 2025.
BYD menegaskan bahwa pembangunan pabrik di Subang merupakan wujud komitmen yang telah disampaikan kepada pemerintah. Fasilitas ini ditargetkan selesai pada akhir tahun dan siap beroperasi pada 2026. Pabrik tersebut diproyeksikan mampu memproduksi hingga 150.000 unit kendaraan per tahun. Perusahaan masih mempertimbangkan model pertama yang akan dirakit, namun beberapa produk dengan penjualan tertinggi seperti Atto 1, M6, dan Sealion 7 disebut memiliki peluang besar menjadi pilihan awal.
Pembangunan pabrik ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang BYD untuk memperkuat posisi di pasar otomotif nasional, memperluas ketersediaan kendaraan listrik, serta mendukung percepatan ekosistem EV di Indonesia. Dengan kepastian harga yang tetap stabil, perusahaan berharap minat masyarakat terhadap mobil listrik dapat terus meningkat tanpa kekhawatiran mengenai perubahan harga di masa mendatang.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
