BANNER HEADER DISWAY HD

Fenomena Terapis Pelukan Profesional di Inggris: Antara Kebutuhan Emosional dan Industri Baru yang Meningkat

Fenomena Terapis Pelukan Profesional di Inggris: Antara Kebutuhan Emosional dan Industri Baru yang Meningkat

--ISTIMEWA

RADARTVNEWS.COM - Di tengah meningkatnya angka kesepian dan tekanan hidup di era digital, Inggris menjadi salah satu negara yang mulai melihat pertumbuhan profesi unik bernama professional cuddler, atau terapis pelukan profesional.

Profesi ini viral di berbagai media sosial beberapa waktu terakhir, terutama karena disebut-sebut mampu menghasilkan pendapatan yang cukup besar dan digemari banyak masyarakat yang membutuhkan dukungan emosional.

BACA JUGA:Menulis Jurnal Harian: Kebiasaan Sederhana yang Bisa Mengubah Hidupmu

Meski terdengar tidak biasa, pekerjaan ini sebenarnya merupakan bagian dari praktik terapi modern yang disebut touch therapy, atau terapi sentuhan. Praktik ini memiliki dasar psikologis dan medis, di mana sejumlah penelitian menunjukkan bahwa sentuhan manusia dapat memicu pelepasan hormon oksitosin, mengurangi kecemasan, menurunkan stres, hingga memberikan rasa aman dan nyaman bagi seseorang.

Sejumlah media internasional seperti The Independent dan Yahoo UK turut menyoroti tren ini, memperlihatkan bahwa permintaan terhadap terapi pelukan semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Dalam praktiknya, seorang terapis pelukan menyediakan sesi pelukan yang sepenuhnya platonik, tanpa unsur romantis ataupun seksual. Sebelum sesi dimulai, terapis dan klien akan menyepakati batasan-batasan tertentu, membahas posisi pelukan yang nyaman, serta memastikan seluruh interaksi berlangsung aman dan penuh persetujuan.

Organisasi seperti Cuddle Professionals International (CPI) juga menyiapkan pelatihan khusus bagi calon terapis, mulai dari pengelolaan batasan fisik hingga cara memberikan dukungan emosional dengan empati dan profesionalisme.

Terkait pendapatan, sejumlah media sosial menyebut bahwa profesi ini bisa menghasilkan hingga £100.000 per tahun, atau sekitar Rp2 miliar. Namun, berdasarkan laporan dari situs The Independent dan sejumlah platform lowongan kerja di Inggris, angka tersebut belum memiliki bukti kuat sebagai gaji umum di industri tersebut.

Tarif rata-rata terapis pelukan di Inggris berada di kisaran £60 hingga £75 per jam, dan beberapa terapis berpengalaman dapat menghasilkan hingga *£50.000–£72.000 per tahun*, seperti tercantum pada lowongan pekerjaan di Manchester melalui lembaga Healing Cuddle. Meski belum mencapai angka fantastis seperti klaim viral di media sosial, pendapatan tersebut tetap mencerminkan bahwa profesi ini memang semakin diterima dan dihargai sebagai pelayanan kesehatan emosional.

Tidak sedikit klien yang datang ke terapis pelukan bukan untuk mencari cinta, melainkan untuk mengatasi kesepian, stres, atau sekadar merasakan kehangatan manusia di tengah kehidupan yang semakin sibuk dan serba digital.

Menurut laporan The Independent, sebagian besar klien bahkan merupakan orang-orang yang berprofesi sebagai pengasuh atau perawat, yang justru sering memberi perhatian pada orang lain, namun jarang mendapatkan sentuhan hangat untuk diri sendiri.

Meski demikian, profesi ini tidak lepas dari kritik. Beberapa pihak menganggap terapi pelukan sebagai bentuk komersialisasi dari kebutuhan emosional yang seharusnya hadir secara alami. Ada pula kekhawatiran bahwa kedekatan fisik dalam terapi seperti ini dapat menimbulkan salah paham jika batasan tidak dijaga dengan ketat. Karena itu, para terapis profesional selalu menekankan pentingnya etika, persetujuan, serta keamanan dalam setiap sesi.

Fenomena terapis pelukan profesional menunjukkan bahwa kebutuhan emosional manusia tidak dapat dianggap sepele. Di dunia yang semakin individualistis, layanan seperti ini menjadi pengingat bahwa sentuhan dan kedekatan manusia tetap berperan besar bagi kesehatan mental.

Terlepas dari pro dan kontra yang ada, profesi ini terus berkembang sebagai bagian dari industri kesehatan mental modern yang semakin kreatif dalam menjawab kebutuhan masyarakat.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: