BANNER HEADER DISWAY HD

Trump dan Xi Jinping Capai Kesepakatan Awal, Tarif Impor China Dipangkas 10 Persen

Trump dan Xi Jinping Capai Kesepakatan Awal, Tarif Impor China Dipangkas 10 Persen

Trump dan Xi Jinping Capai Kesepakatan Awal, Tarif Impor China Dipangkas 10 Persen--ISTIMEWA

Pertemuan bilateral antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping menghasilkan kesepakatan awal yang menjadi sinyal meredanya ketegangan dagang antara dua ekonomi terbesar dunia. Pertemuan yang digelar di Busan, Korea Selatan, Kamis (30/10/2025), di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2025 itu merupakan pertemuan tatap muka pertama antara keduanya sejak 2019.

Dalam hasil sementara pertemuan tersebut, Amerika Serikat sepakat menurunkan tarif impor terhadap barang asal China sebesar 10 persen, dari sebelumnya sekitar 57 persen menjadi 47 persen. Kebijakan ini dinilai sebagai langkah awal untuk memperbaiki hubungan ekonomi kedua negara yang selama beberapa tahun terakhir diwarnai perang dagang dan kebijakan proteksionis. Selain itu, Washington juga akan mengurangi tarif pada bahan kimia prekursor fentanyl, dari 20 persen menjadi 10 persen. Sebagai timbal balik, Beijing berkomitmen untuk memperketat pengawasan terhadap peredaran fentanyl ilegal yang banyak diselundupkan ke Amerika Serikat dan menjadi salah satu isu krusial dalam hubungan kedua negara.

Tak hanya itu, China juga menyatakan kesiapannya untuk melanjutkan pembelian komoditas pertanian seperti kedelai dari AS, serta menjaga pasokan logam tanah jarang (rare earth elements) yang berperan penting dalam industri teknologi tinggi dan energi hijau global. Langkah ini dinilai akan membantu menstabilkan pasar global yang sempat terguncang akibat ketegangan dagang AS–China dalam beberapa tahun terakhir.

BACA JUGA:Hadiri Forum Internasional di Vatikan, Ini Fokus Pembicaraan Menag Nasaruddin

Kesepakatan yang disepakati kali ini bersifat awal dan akan menjadi kerangka kerja selama satu tahun, dengan evaluasi rutin setiap tahunnya. Meski belum bersifat final, sejumlah analis menilai pertemuan ini merupakan titik balik yang positif dan menunjukkan niat kedua pihak untuk membangun hubungan yang lebih seimbang.

Dalam pernyataannya, Presiden Trump menyebut kesepakatan tersebut sebagai “kemenangan bagi kedua negara” dan menegaskan bahwa Amerika Serikat tetap berkomitmen pada perdagangan yang adil dan saling menguntungkan. Sementara itu, Presiden Xi Jinping menyebut pertemuan itu sebagai “awal baru bagi kerja sama yang konstruktif” dan menekankan pentingnya stabilitas global di tengah situasi ekonomi dunia yang penuh ketidakpastian.

Dampak dari kesepakatan ini diperkirakan akan terasa luas, termasuk bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia. Penurunan tarif dan perbaikan hubungan dagang antara dua kekuatan ekonomi dunia berpotensi meningkatkan stabilitas rantai pasok global, memperbaiki harga komoditas, serta membuka peluang ekspor baru bagi negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Kesepakatan ini juga memberikan sinyal positif bagi pasar internasional yang selama ini khawatir akan meningkatnya proteksionisme global. Jika implementasinya berjalan lancar, hubungan ekonomi AS dan China dapat kembali menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi dunia.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: