China Berhasil Mengoperasikan Reaktor Fusi Nuklir yang Dijuluki ‘Matahari Buatan’
-storiesfact.id-INSTAGRAM
RADARTVNEWS.COM - China kembali mencatatkan pencapaian besar dalam bidang teknologi energi setelah berhasil mengoperasikan reaktor fusi nuklir dengan suhu ekstrem yang menyaingi panas inti Matahari. Reaktor tersebut merupakan bagian dari proyek Experimental Advanced Superconducting Tokamak (EAST), yang berlokasi di Hefei, provinsi Anhui.
Dalam unggahan yang dibagikan oleh akun storiesfact.id, dijelaskan bahwa reaktor ini mampu mencapai suhu hingga 100 juta derajat Celsius, bahkan disebut sekitar lima kali lebih panas daripada inti Matahari.
EAST dirancang untuk mensimulasikan proses fusi nuklir yang terjadi secara alami pada Matahari dengan tujuan jangka panjang: menghasilkan sumber energi bersih, stabil, dan tak terbatas.
EAST bekerja berdasarkan prinsip fusi nuklir, yaitu proses penyatuan inti atom hidrogen menjadi helium yang melepaskan energi sangat besar. Proses ini mirip dengan reaksi yang terjadi di pusat Matahari. Karena kemampuannya meniru fenomena tersebut, reaktor ini dijuluki sebagai “Matahari Buatan”.
Suhu ekstrem, mencapai lebih dari 100 juta derajat Celsius, dibutuhkan agar atom-atom hidrogen dapat mencapai kondisi plasma dan bersatu dalam reaksi fusi. Meski mencapai suhu yang mencengangkan, energi panas tersebut berada dalam ruang reaktor tertutup dan tidak dilepas ke lingkungan sekitar.
Keberhasilan EAST bukanlah pencapaian baru bagi China, namun merupakan bagian dari rangkaian uji coba yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.
Fusi nuklir dianggap sebagai sumber energi masa depan karena tidak menghasilkan limbah radioaktif berbahaya seperti reaktor fisi konvensional, dan berpotensi menyediakan pasokan energi bersih tanpa henti.
Walau demikian, para ilmuwan global menegaskan bahwa teknologi fusi masih memerlukan pengembangan panjang sebelum dapat digunakan secara komersial. Tantangan terbesar adalah bagaimana menjaga stabilitas plasma dalam waktu lama dan menghasilkan lebih banyak energi daripada yang dikonsumsi.
Unggahan mengenai pencapaian ini memicu beragam reaksi warganet. Ada yang memuji kemajuan teknologi China, sementara sebagian lain mempertanyakan urgensi menciptakan “matahari baru” di tengah isu pemanasan global.
Meski demikian, penjelasan ilmiah menegaskan bahwa reaktor ini tidak memiliki dampak panas langsung terhadap Bumi dan tidak dimaksudkan sebagai sumber panas, melainkan pengembangan teknologi energi.
BACA JUGA:Internet Rakyat Resmi Meluncur! Internet 100 Mbps Cuma Seratus Ribu, Warganet Auto Heboh
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
