BANNER HEADER DISWAY HD

Trump Umumkan Tarif 100% untuk China, Hubungan Dagang AS-Tiongkok Memanas Lagi

Trump Umumkan Tarif 100% untuk China, Hubungan Dagang AS-Tiongkok Memanas Lagi

-Dok. AFP-

RADARTVNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali memicu ketegangan dengan China setelah mengumumkan kebijakan tarif baru sebesar 100 persen terhadap seluruh produk impor dari Negeri Tirai Bambu. Kebijakan tersebut akan berlaku mulai 1 November 2025 dan disertai dengan kontrol ekspor terhadap seluruh perangkat lunak penting buatan AS.

Trump menjelaskan bahwa langkah ini merupakan respons atas keputusan pemerintah China yang memperluas kontrol ekspor terhadap mineral tanah jarang atau rare earth. China diketahui menguasai sekitar 70 hingga 90 persen pasokan global mineral tersebut, yang berperan penting bagi industri semikonduktor, otomotif, pertahanan, dan teknologi tinggi dunia.

“Berdasarkan fakta bahwa China telah mengambil posisi yang belum pernah terjadi sebelumnya ini, dan hanya berbicara atas nama AS, dan bukan negara lain yang juga terancam, mulai 1 November 2025 (atau lebih cepat, tergantung pada tindakan atau perubahan lebih lanjut yang diambil oleh China), Amerika Serikat akan mengenakan Tarif 100% kepada China, di atas tarif apa pun yang saat ini mereka bayarkan,” tulis Trump di akun Truth Social, Sabtu (11/10/2025).

Trump juga menyebut bahwa pada tanggal yang sama, AS akan menerapkan kontrol ekspor pada semua perangkat lunak penting. Kebijakan itu diumumkan hanya beberapa jam setelah China memperketat ekspor elemen tanah jarang dan meminta perusahaan teknologi domestik seperti ByteDance dan Alibaba untuk membatalkan pemesanan chip dari produsen AS seperti Nvidia.

BACA JUGA:Shutdown Pemerintahan AS Resmi Berlaku, Kebuntuan Anggaran Picu Krisis Politik dan Ekonomi

Langkah China tersebut memicu kemarahan Trump. Ia menilai Beijing telah mengambil posisi agresif dalam perdagangan global dan mengirim surat ke berbagai negara mengenai rencana kontrol ekspor skala besar terhadap hampir semua produk yang mereka hasilkan. Trump menyebut tindakan itu sebagai sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya di dunia perdagangan internasional dan menuduh China telah melakukan “kerusakan moral” dalam berurusan dengan negara lain.

Kemarahan Trump berlanjut dengan ancaman pembatalan pertemuannya bersama Presiden China Xi Jinping yang sedianya digelar di Korea Selatan. Ia menegaskan tidak melihat alasan untuk melanjutkan pertemuan tersebut dalam dua minggu ke depan. “Sekarang tampaknya tidak ada alasan untuk melanjutkan pertemuan itu,” tulis Trump dalam unggahannya di Truth Social.

Trump mengatakan belum berbicara langsung dengan Xi Jinping mengenai kebijakan kontrol ekspor baru China terhadap mineral tanah jarang. Ia menilai langkah Beijing tersebut merupakan bentuk agresi ekonomi yang merugikan banyak negara, termasuk Amerika Serikat. Menurutnya, tindakan China tidak hanya berdampak terhadap AS, tetapi juga terhadap seluruh negara yang bergantung pada pasokan mineral strategis itu.

Kebijakan baru Trump menjadi salah satu langkah paling keras terhadap China dalam enam bulan terakhir. Pengumuman tarif 100 persen dan pembatasan ekspor perangkat lunak dipandang sebagai awal babak baru dalam ketegangan perdagangan kedua negara. Analis menilai langkah tersebut dapat mengguncang industri teknologi Tiongkok yang bergantung pada pasokan perangkat lunak dan komponen penting dari AS.

BACA JUGA:Telepon Prabowo ke Trump Langsung Pangkas Tarif Dagang Jadi 19%

Dampak pengumuman itu langsung terasa di pasar keuangan. Indeks S&P 500 tercatat turun lebih dari 2 persen, sementara investor global beralih ke aset aman seperti emas dan obligasi pemerintah AS. Saham-saham teknologi turut melemah menyusul kebijakan tarif tinggi dan pembatasan ekspor baru yang dikhawatirkan mengganggu rantai pasok global.

Langkah Trump kali ini mempertegas pendekatan agresifnya terhadap kebijakan dagang China. Ia juga sempat mengisyaratkan kemungkinan kontrol ekspor tambahan terhadap sektor lain seperti pesawat dan suku cadangnya. Pemerintah AS disebut sedang meninjau opsi lanjutan untuk memastikan tekanan ekonomi terhadap Beijing berjalan maksimal menjelang diberlakukannya tarif baru tersebut.

Kementerian Perdagangan China sebelumnya telah menyerukan agar AS menghentikan kebijakan sepihak yang dinilai merusak tatanan perdagangan global. Beijing menyatakan akan mengambil langkah tegas untuk melindungi kepentingan nasionalnya dan menegaskan kesiapan menghadapi konsekuensi dari kebijakan baru yang dikeluarkan Washington.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait