DEBAT SEBELUM DEBAT
DEBAT PILPRES-joko intarto-
Oleh: Joko Intarto
EMPAT orang tokoh terlibat dalam talkshow di stasiun TV tadi pagi. Yang tiga mewakili masing-masing kubu calon presiden dan wakil presiden. Yang satu netral. Tidak perlu saya sebutkan nama-namanya. Yang pasti mereka membahas prediksi materi debat calon presiden episode kelima atau debat terakhir.
Sepanjang siaran yang sempat saya ikuti, pembahasan masalah kesejahteraan sosial menurut saya paling seru dan menarik. Dalam sesi ini, saya mendapat pencerahan dalam memahami model pemberdayaan sosial.
Semua tokoh dalam talkshow tersebut sepakat: Meningkatnya kesejahteraan sosial merupakan tujuan yang ingin dicapai negara. Siapa pun yang akan memimpin pemerintahan menjanjikan tujuan yang sama. Tetapi, strateginya berbeda-beda.
Saya mencatat ada dua model pemberdayaan yang berkembang dalam talkshow tersebut. Perbedaan model pemberdayaan itu dipengaruhi (menyesuaikan) dengan model pemimpinnya.
Saya senang dengan istilah dalam kebudayaan Jawa yang disitir salah satu tokoh:
1. Pemimpin yang ''rumangsa bisa''; dan
2. Pemimpin yang ''bisa rumangsa''.
Masing-masing terdiri atas ''dua kata'' yang sama. Namun maknanya jauh berbeda.
Rumangsa bisa artinya merasa bisa. Pemimpin yang rumangsa bisa adalah pemimpin yang memandang rakyat sebagai penerima manfaat saja. Maka, sekelompok masyarakat elite yang memiliki potensi kekuatan kelak akan menjadi circle sang pemimpin. Lama-lama akan menciptakan birokrasi baru yang dikendalikan ''ordal''.
Bisa rumangsa artinya bisa merasa. Pemimpin yang bisa rumangsa adalah pemimpin yang memandang rakyat sebagai pelaku atau subjek pemberdayaan sekaligus penerima manfaat. Pemimpin cukup menjadi regulator dan fasilitator karena seluruh proses dilakukan rakyat sendiri. Model ini juga akan menghasilkan birokrasi baru, tetapi birokrasi yang sesuai aspirasi rakyat itu sendiri.
Keempat tokoh dalam talkshow itu yakin, ketiga calon presiden akan mengangkat tema itu dalam debat putaran terakhir. Selain karena sesuai tema yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum, dua mazhab pemberdayaan sosial itu menjadi platform kepemimpinan yang akan ditawarkan kepada rakyat sebagai pemilik suara.
Sebagai mantan gubernur, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan punya pengalaman dalam memimpin wilayah. Gaya kepemimpinannya bisa Anda simpulkan sendiri dengan membaca rekam jejak masing-masing. Sedangkan Prabowo berpengalaman memimpi satuan militer. Gaya kepemimpinannya juga bisa Anda simpulkan sendiri. Rekam jejaknya lengkap.
Terkait dengan pemimpin yang rumangsa bisa dan bisa rumangsa, model distribusi bantuan sosial, hilirisasi tambang dan food estate bakal menjadi contoh yang menarik dalam debat. ''Rakyat akan mendapat apa dari model pemimpin yang ada? Ini pertanyaan terpenting yang harus terjawab dalam debat terakhir,'' kata tokoh netral. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: