asn

Warga Geger, Nakes di OKUS Diduga Dibunuh Usai Bercerai dengan Suami

Warga Geger, Nakes di OKUS Diduga Dibunuh Usai Bercerai dengan Suami

ilustrasi -foto : i stok -

RADAR TV – Warga Desa Muaradua Kisam Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumatera Selatan dibuat heboh dengan penemuan mayat tenaga Kesehatan (Nakes), Selasa (23/1/2024).

Pasalnya, Nakes yang berprofesi sebagai bidan desa berinisial AF (31) yang tinggal di Desa Muara Dua Kisam, Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumatera Selatan ditemukan tewas mengerikan di rumah orang tuanya. 

Kasus kematian AF pun menimbulkan kontroversi, karena tiga bulan sebelum ditemukan tewas, korban baru saja bercerai dengan mantan suaminya.

Dari informasi yang diperoleh, kabar menyeruak menyebutkan jika AF diduga merupakan korban pembunuhan. 

Dimana penemuan mayat AF itu juga sempat membuat geger warga sekitar rumah orang tua korban.

Diketahui korban AF ditemukan di depan pintu kamar kediaman orang tuanya di Desa Muaradua Kisam, OKU Selatan. Korban pertama kali ditemukan oleh kakaknya DF, Selasa kemarin sekitar pukul 11.23 WIB.

Saat ditemukan posisi korban tergantung di pintu kamar sudah tidak bernyawa lagi,

Kabid Humas Polda Sumater Selatan Kombes Sunarto saat dikonfirmasi membenarkan adanya penemuan mayat korban AF tersebut. 

"Benar informasinya yang diperoleh memang ada penemuan mayat bidan desa," ujar Kombes Sunarto melalui sambungan telpon, Rabu (24/1/2024).

Ia menjelaskan bila setelah mendapat informasi penemuan mayat bidan desa tersebut, aparat kepolisian dari Polres OKU Selatan langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP). 

Dari pemeriksan petugas tim identifikasi sementara AF ditemukan dalam posisi tergantung dengan ikatan di bagian lehernya.

"Informasi dari Kapolres OKU Selatan, ciri fisik dugaan sementara gantung diri (lidah menjulur)," sebutnya.

Dari pemeriksaan tubuh korban, lanjutnya, petugas tidak menemukan adanya bekas penganiayaan. Namun yang menjadi kecurigaan pihak keluarga menolak mayat AF diautopsi.

"Memang tidak ada ditemukan tanda-tanda kekerasan fisik, hanya pihak keluarga tidak bersedia (keberatan) polisi melakukan otopsi mayat korban," jelas Kombes Sunarto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: