Kronologi Adu Banteng KA Turangga dan Commuterline, Inilah Dugaan Sejumlah Penyebab Kejadian

Kronologi Adu Banteng KA Turangga dan Commuterline, Inilah Dugaan Sejumlah Penyebab Kejadian

EVAKUASI : Tim gabungan Basarnas, TNI, Polri dan PT KAI evakuasi gerbong. -basarnas-

RADARTV - Penyebab insiden kecelakaan kereta api adu banteng antara Kereta Api Turangga relasi Surabaya Gubeng - Bandung dan Commuterline Bandung Raya 350 masih diselidiki. 

Saat ini, PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sudah terjun di lokasi kejadian untuk menyelidiki penyebab kecelakaan. Saat peristiwa, KA Turangga mengangkut penumpang 287 orang dan Bandung Raya 191 orang. 

Di kalangan jurnalis, tersiar kabar jika ada upaya pihak lain untuk menutup komunikasi hingga menyebabkan kecelakaan. Sejumlah ahli transportasi menyebutkan salah satu pihak yang harus diperiksa adalah operator pembagi jalur harus di investigasi. Karena tabrakan semacam itu belum tentu kelalaian masinis

Pendapat lain menyebutkan pemberangkatan kereta dari sebuah stasiun dapat dilakukan jikalau jalur benar - benar sudah clear. Artinya jika ada kereta A berangkat dari stasiun X menuju stasiun Z, maka kereta B harus berhenti dulu di stasiun Z hingga kereta A masuk atau melintasi stasiun Z. 

"Berarti dari stasiun yang memberangkatkan dong, kenapa diberangkatkan di jalur yang masih ada pemakainya dari arah berlawanan. Bisa dilihat itu jalurnya jalur tunggal (seperti yg disampaikan itu single track). Bukan jalur ganda yg bisa ganti kanan kiri," tulis Netizen.

Menurut warga sekitar, sesuai jadwal dan sudah menjadi kebiasaan di waktu kejadian kecelakaan saat pukul 6:30 WIB itu harusnya KA Turangga yang menggunakan lintassan single track, dan Commuterline Bandung Raya dari arah Bandung ke Cicalengka harusnya berhenti sejenak di stasiun Haur Pugur di track rel satunya. Kemudian baru bergiliran melajukan perjalanan setelah KA Turangga melitas. Tapi ini Commuterline melaju begitu saja ke track utama, sehingga terjadi tabrakan, ada yang mengatakan juga sinyal buka/ tutup nya error," sambung yang lain. 

Komentar lain adalah harusnya sinyal blok aktif sebagai pengaman, ketika Stasiun A memberangkatkan kereta ke Stasiun B maka stasiun B tidak bisa memberi sinyal berangkat menuju stasiun A otomastis kereta tertahan sinyal di stasiun B.

"Betul sekali kak, harusnya secara SOP seperti itu, nah ini entah apakah petugas pemberi sinyal yang error, atau kawat sinyal indikator yang error, atau miss komunikasi di masinisnya. Beginilah kekurangannya single track," timpal yang lain.  

Adiati Irawati, Juru Bicara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan penyebab insiden kecelakaan ini melibatkan dua kereta hingga menimbulkan korban jiwa masih dalam proses penyelidikan. 

"Untuk tindaklanjut melalui Direktorat  Pereketerapin telah terjunkan tim evakuasi bersama gabungan, masih evakuasi korban dan gerbong agar bisa segera dituntaskan dan normalisasi layanan," jelasnya.

Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Ibrahim Tompo menyatakan kedua kereta adu banteng di petak Cicalengka – Haurpugur, Bandung dekat sinyal masuk Haurpugur. Diduga, kecelakaan terjadi akibat jalur petak jalan Cicalengka – Haurpugur terhalang. 

Kronologis awal tabrakan bermula saat KA Turangga bergerak dari arah Surabaya Gubeng dengan tujuan akhir Bandung. 

Sementara itu, dari arah berlawanan Commuterline Bandung bergerak dari arah Padalarang dengan tujuan Cicalengka, Bandung.

Akibat tabrakan adu banteng tersebut, tiga gerbong commuterline anjlok, sedangkan 8 gerbong KA Turangga juga anjlok. Bahkan, sampai ada garbong yang keluar jalur rel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: