BANNER HEADER DISWAY HD

Mengapa Suhu di Puncak Gunung Lebih Dingin Meski Lebih Dekat ke Matahari?

Mengapa Suhu di Puncak Gunung Lebih Dingin Meski Lebih Dekat ke Matahari?

Ilustrasi--ISTIMEWA

RADARTVNEWS.COM - Fenomena turunnya suhu udara saat mendaki gunung sering menimbulkan pertanyaan. Secara logika, semakin tinggi seseorang berada maka posisinya semakin dekat dengan Matahari, sehingga seharusnya lebih panas. Namun kenyataannya, suhu justru semakin dingin di ketinggian.

BACA JUGA:Bolehkah Kita Mengambil Sesuatu dari Gunung untuk Dibawa Pulang?

Menurut penjelasan para ahli iklim, hal ini tidak berkaitan dengan jarak ke Matahari. Kenaikan 3.000 meter, misalnya, hanya mengurangi jarak sekitar 0,002% dari total 150 juta kilometer antara Bumi dan Matahari. Angka ini tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap suhu.

Faktor utama penyebab udara dingin di gunung adalah fisika atmosfer. Pemanasan Bumi terjadi dari bawah, yaitu melalui tanah yang menyerap energi radiasi Matahari. Energi tersebut kemudian dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi gelombang panjang (inframerah) yang memanaskan udara sekitar melalui konduksi dan konveksi. Di dataran rendah, luas tanah lebih besar dan udara lebih padat, sehingga panas lebih mudah disimpan.

Sebaliknya, di daerah pegunungan, permukaan tanah lebih sempit dan udara lebih tipis. Jumlah molekul gas di udara semakin sedikit, sehingga kemampuan atmosfer untuk menyerap dan menyimpan panas menjadi rendah. Inilah alasan mengapa puncak gunung terasa sejuk bahkan bersalju, meski berada di wilayah tropis sekalipun.

Fenomena ini sekaligus membuktikan pentingnya peran atmosfer dan permukaan Bumi dalam menjaga suhu, bukan semata-mata soal kedekatan jarak dengan Matahari.

BACA JUGA:5 Gunung Paling Populer untuk Pendaki Pemula di Indonesia

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: