Era Chess Engine dan Platform Online: Rahasia Generasi Muda Mendominasi Catur Dunia
Wawancara GM Praggnanandhaa Usai Mengalahkan Magnus Carlsen ketika dia berusia 16 tahun.--Chess24
RADARTVNEWS.COM – Kemenangan GM Denis Lazavik di Abu Dhabi Masters 2025 kembali menegaskan tren besar di dunia catur: generasi muda semakin cepat matang dan berani bersaing di level elite.
Fenomena ini tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan hasil kombinasi dari dua hal: revolusi chess engine dan ledakan platform online seperti Chess.com dan Lichess.
BACA JUGA:Engine Catur: Alat Latih yang Jadi Senjata Curang, Apa Sanksinya?
Chess Engine: Guru Diam yang Tak Pernah Salah
Dulu, seorang pecatur butuh pelatih khusus atau koleksi buku tebal untuk mengasah pemahaman strategi. Kini, dengan adanya engine seperti Stockfish, Komodo, hingga Leela Chess Zero, pemain muda bisa menganalisis partai mereka dengan tingkat akurasi super.
Engine tidak hanya memberi tahu langkah terbaik, tapi juga membuka wawasan baru tentang ide-ide tak terbayangkan sebelumnya.
Hal ini membuat remaja pecatur berusia belasan tahun bisa memahami konsep yang dulu butuh pengalaman puluhan tahun untuk dikuasai.
Hasilnya? Usia 16–20 tahun kini bukan lagi “pemain junior,” tapi sudah bisa menembus papan atas dunia.
Chess.com dan Lichess: Arena Latihan 24 Jam
Selain engine, platform online seperti Chess.com dan Lichess menjadi laboratorium tempur tanpa henti.
Pecatur muda bisa bermain ribuan partai blitz dan bullet hanya dalam beberapa bulan, melawan lawan dari seluruh dunia.
Fitur turnamen online, puzzle rush, hingga simulasi analisis mendekatkan mereka ke pengalaman bertanding yang variatif.
Bahkan, pandemi 2020 yang memaksa turnamen offline berhenti justru mempercepat lahirnya generasi digital catur.
Buktinya, nama-nama seperti Praggnanandhaa, Abdusattarov, Gukesh, dan sekarang Lazavik, semuanya tumbuh dalam ekosistem online.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
