Viral Catatan Anak Papua yang Tuding TNI Bakar Warga, Ternyata Hoax
--
RADARTVNEWS.COM - Belakangan ini beredar unggahan viral yang berisi pengakuan seorang anak di Papua yang mengklaim ibunya, Mama Hetina Mirip, dibakar hidup-hidup oleh prajurit TNI di hadapannya.
Kabar tersebut telah dikonfirmasi tidak benar dan termasuk informasi bohong atau hoaks yang sengaja disebarluaskan untuk memengaruhi opini masyarakat secara negatif.
Informasi menyesatkan ini pertama kali muncul dalam bentuk surat terbuka atas nama Antonia Hilaria Wandagau, yang menuduh TNI melakukan tindakan kekerasan terhadap Mama Hetina. Namun, setelah dilakukan investigasi menyeluruh oleh aparat keamanan dan juga masyarakat setempat, tuduhan tersebut tidak terbukti.
Mayjen TNI Kristomei Sianturi selaku Kepala Pusat Penerangan TNI menjelaskan bahwa hasil penyelidikan menunjukkan Mama Hetina justru menjadi korban serangan dari kelompok separatis bersenjata OPM (Organisasi Papua Merdeka), bukan aparat militer.
Ia mengungkapkan, “Klarifikasi dari pihak berwenang dan masyarakat lokal menyatakan bahwa Mama Hetina meninggal akibat kekerasan yang dilakukan kelompok separatis bersenjata OPM, bukan oleh aparat TNI.”
Dari hasil penelusuran, Mama Hetina diketahui merupakan warga lanjut usia yang mengalami gangguan kejiwaan.Perempuan itu terakhir kali terlihat pada 15 Mei 2025 setelah mengungsi ke Kampung Mamba Bawah karena situasi keamanan yang memburuk akibat gangguan dari kelompok bersenjata.
Tiga hari kemudian, pada 18 Mei, keberadaannya dilaporkan tidak diketahui dari lokasi pengungsian. Masyarakat menduga Mama Hetina berusaha kembali ke kampung halamannya di Jaindapa, namun di tengah perjalanan ia dihadang dan ditembak oleh kelompok OPM yang menuduhnya sebagai informan TNI.
Jenazahnya ditemukan lima hari kemudian, tepatnya pada 23 Mei 2025 di wilayah Kampung Dugusiga, Distrik Sugapa. Berdasarkan adat istiadat masyarakat setempat, jenazah Mama Hetina kemudian dibakar sebagai bagian dari upacara pemakaman tradisional.
Kolonel Infanteri Candra Kurniawan dari Kodam XVII/Cenderawasih menegaskan bahwa proses pembakaran tersebut bukan tindakan kekerasan, melainkan bagian dari prosesi adat yang sudah biasa dilakukan.
Selain itu, klaim yang menyebutkan bahwa Mama Hetina memiliki anak bernama Antonia Hilaria Wandagau dibantah oleh warga dan tokoh adat. Nama tersebut tidak dikenal di lingkup keluarga Mama Hetina, dan diketahui bahwa ia tidak memiliki keturunan.
TNI mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dalam menerima informasi, terutama yang berkaitan dengan konflik di Papua. Mereka menekankan bahwa banyak narasi fitnah yang beredar bertujuan untuk memecah belah hubungan antara aparat dan warga.
Menurut TNI, tindakan kekerasan yang sebenarnya dilakukan oleh kelompok separatis justru menyasar warga sipil tak bersenjata. Upaya adu domba ini dinilai sebagai bagian dari strategi kelompok separatis untuk melemahkan kepercayaan masyarakat terhadap aparat keamanan.
Kesimpulannya, tuduhan yang menyebut keterlibatan TNI dalam kematian Mama Hetina Mirip tidak berdasar dan telah dibantah oleh fakta-fakta di lapangan. Mama Hetina tewas akibat kekerasan dari kelompok separatis, dan TNI tetap berkomitmen melindungi masyarakat Papua serta menyerukan kehati-hatian dalam menyebarkan informasi.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
