Tekanan Finansial dan Ketidakpastian Masa Depan Disebut Memicu Begadang pada Anak Muda
Ilustrasi--ISTIMEWA
RADARTVNEWS.COM - Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam Sleep Health Journal tahun 2025 mengungkap temuan penting mengenai kondisi tidur generasi muda saat ini. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa tekanan finansial dan ketidakpastian masa depan memiliki hubungan langsung dengan meningkatnya risiko insomnia serta menurunnya kualitas tidur pada anak muda.
BACA JUGA:Penelitian Ungkap Botol Minum yang Jarang Dicuci Bisa Lebih Kotor dari Dudukan Toilet
Masalah ini disebut semakin meluas seiring memburuknya kondisi ekonomi global dan meningkatnya biaya hidup.
Dalam laporan yang sama, para peneliti menjelaskan bahwa tekanan finansial membuat sebagian besar anak muda sulit memasuki fase tidur nyenyak. Kekhawatiran tentang stabilitas pekerjaan, cicilan bulanan, tabungan yang minim, hingga ketakutan tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari, menjadi pemicu yang terus mengganggu pola tidur mereka.
Ketika pikiran dipenuhi berbagai beban, tubuh tetap berada dalam kondisi waspada sehingga sulit beristirahat dengan optimal, bahkan saat fisik sebenarnya sudah kelelahan.
Sleep Foundation juga melakukan survei yang memperkuat temuan tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa 77 persen anak muda mengaku pernah kehilangan tidur karena memikirkan uang dan masa depan.
Mereka sering terjaga bukan karena ingin begadang, melainkan karena pikiran terus berjalan tanpa henti. Ketika kecemasan meningkat pada malam hari, tubuh sulit memasuki kondisi rileks yang dibutuhkan untuk tidur. Banyak responden menyebut bahwa mereka baru bisa terlelap menjelang pagi, atau justru sama sekali tidak tidur.
Para psikolog menilai fenomena ini sebagai bentuk respons mental terhadap ketidakpastian. Aktivitas begadang yang tampak sepele ternyata menjadi mekanisme bertahan diri yang tidak disadari.
Ketika bayangan tentang masa depan membuat seseorang takut menghadapi hari esok, mereka tanpa sadar menunda waktu tidur sebagai bentuk penolakan terhadap hari berikutnya. Akibatnya, pola tidur menjadi kacau dan kesehatan mental menurun secara perlahan.
Dampaknya tidak hanya terasa pada kualitas tidur, tetapi juga pada kesehatan fisik dan performa harian. Kurang tidur dalam jangka panjang dapat memicu kelelahan kronis, menurunkan produktivitas, meningkatkan risiko gangguan kecemasan, serta memperburuk kondisi stres.
Studi tersebut juga menekankan bahwa anak muda yang mengalami tekanan finansial berulang cenderung lebih sulit mempertahankan kebiasaan tidur sehat dibandingkan mereka yang memiliki kondisi ekonomi lebih stabil.
Para ahli kesehatan tidur menyarankan agar anak muda mulai memperhatikan tanda-tanda gangguan tidur dan mencari cara untuk mengelola stres harian. Pendekatan sederhana seperti membatasi penggunaan ponsel sebelum tidur, menciptakan rutinitas malam yang menenangkan, serta mencari bantuan profesional jika kecemasan semakin berat, dinilai dapat membantu memperbaiki pola tidur.
Penelitian ini menjadi pengingat bahwa isu finansial bukan hanya soal angka dan pengeluaran, tetapi juga berkaitan erat dengan kesehatan mental dan fisik. Di tengah tekanan ekonomi yang terus meningkat, anak muda berada dalam posisi yang rentan.
Studi ini menegaskan bahwa kebutuhan akan dukungan psikologis, pendidikan finansial, dan lingkungan sosial yang lebih sehat menjadi semakin mendesak untuk menjaga kualitas hidup generasi muda ke depan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
