Lampung dan Harapan Baru untuk Gajah Sumatera di Hari Gajah Sedunia
--Freepik
BANDAR LAMPUNG, RADARTVNEWS.COM - Tanggal 12 Agustus menandai Hari Gajah Sedunia moment untuk berdedikasi menyuarakan pelestarian satu ikon Sumatera, yaitu Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus). Sayangnya, statusnya kritis di International Union for Conservation of Nature (IUCN) populasinya turun drastis akibat perburuan, fragmentasi habitat, dan konflik manusia-gajah.
Di wilayah timur Provinsi Lampung, Taman Nasional Way Kambas (TNWK) di Lampung Timur menjadi rumah utama bagi upaya konservasi gajah. Berdiri resmi sebagai taman nasional sejak 1989, TNWK memiliki luas sekitar 125 - 130 ribu hektar. Pada 2010, populasi gajah liarnya diperkirakan mencapai 247 ekor, ditambah 64 gajah jinak yang digunakan untuk patroli dan pelatihan. Lalu, data genetik terbaru 2020 - 2022 menunjukkan populasi liarnya stabil di kisaran 206 - 213 ekor, belum termasuk gajah peliharaan di Pusat Latihan Gajah dan unit respons gajah.
TNWK tidak hanya menyimpan data populasi, tetapi juga memiliki Pusat Konservasi Gajah (PKG) yang dulunya dikenal sebagai Pusat Latihan Gajah. Sejak tahun 1985, PKG telah melatih sekitar 300 gajah untuk berbagai fungsi, mulai dari patroli, konservasi, hingga ekowisata. Upaya di lapangan meliputi patroli anti - perburuan, pemetaan titik konflik, serta penutupan sumur jebakan yang membahayakan gajah dan satwa lainnya. Kegiatan reforestasi juga rutin dilakukan melalui kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan sektor swasta untuk membangun kembali habitat yang hilang dan mengurangi konflik manusia-gajah.
BACA JUGA:CATAT TANGGALNYA! Melihat Rekor Muri Sekubal Raksasa di Bundaran Gajah Kota Bandar Lampung.
Menjelang Hari Gajah Sedunia, tepatnya pada 10 Agustus 2025, Kabupaten Lampung Timur menyelenggarakan Elefun Run & Gajah Fest 2025 di TNWK. Event ini menggabungkan olahraga, edukasi, ekonomi kreatif, dan konservasi dalam satu rangkaian kegiatan. Ribuan peserta ikut berlari sejauh lima kilometer di kawasan TNWK, sambil menikmati panorama alam yang menjadi habitat asli gajah.
Selain itu, acara ini diramaikan dengan lomba mewarnai untuk anak-anak, bazar UMKM yang menjual kerajinan motif gajah dan souvenir ramah lingkungan, pameran foto konservasi, serta diskusi bertema “Bincang Asa untuk Gajah” yang menghadirkan pakar dan aktivis lingkungan. Kehadiran Wakil Gubernur Lampung, Jihan Nurlaela, dan Bupati Lampung Timur, Ela Siti Nuryamah, memberikan pesan kuat bahwa pelestarian gajah adalah tanggung jawab bersama, sekaligus menjadi penggerak ekonomi lokal melalui pariwisata berbasis konservasi.
Hari Gajah Sedunia di Lampung menjadi pengingat bahwa pelestarian gajah tidak bisa hanya mengandalkan upaya dari satu pihak. Diperlukan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat lokal, organisasi non-pemerintah, akademisi, dan sektor swasta. TNWK telah menjadi bukti bahwa ketika semua pihak terlibat, konservasi bisa berjalan berdampingan dengan pemberdayaan ekonomi dan peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar.
BACA JUGA:Petani Braja Selebah Berduka, Kawanan Gajah Hutan Larangan Rusak Lahan Perkebunan dan Pertanian
Dengan menggabungkan strategi perlindungan habitat, edukasi publik, dan inovasi program konservasi, Lampung menyalakan harapan baru bagi Gajah Sumatera. Perayaan ini bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan momentum untuk memastikan bahwa generasi mendatang masih bisa melihat gajah berkeliaran bebas di hutan Sumatera. Di tengah berbagai tantangan, nyala harapan itu masih ada, dan Lampung menjadi salah satu daerah yang menjaga agar api itu tetap menyala.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
