Imbas Konflik Diplomatik, Turis China Gunakan Sampul Paspor Taiwan Agar Bisa Berlibur ke Jepang

Kamis 11-12-2025,11:26 WIB
Reporter : MG - Shifa Ramadhani
Editor : Jefri Ardi

RADARTVNEWS.COM - Di tengah memanasnya hubungan diplomatik antara China dan Jepang, sebuah fenomena unik dan kontroversial dilaporkan terjadi di kalangan pelancong dari Negeri Tirai Bambu. Sejumlah turis China memilih untuk menggunakan sampul paspor berlogo Taiwan (atau bahkan Jepang) untuk menutupi paspor Republik Rakyat China (RRC) mereka yang asli ketika berlibur ke Negeri Sakura.

Fenomena ini muncul tak lama setelah Pemerintah China mengeluarkan travel warning atau peringatan perjalanan kepada warganya untuk membatasi atau menunda kunjungan ke Jepang.

Peringatan perjalanan dari Beijing tersebut dikeluarkan menyusul komentar kontroversial yang dilontarkan oleh Perdana Menteri Jepang, Sanae Takaichi, terkait isu sensitif Taiwan, yang memicu kemarahan diplomatik di pihak China.

Banyak pelancong China yang khawatir bahwa status diplomatik kedua negara yang sedang bersitegang akan menyebabkan mereka mengalami interaksi negatif atau perlakuan diskriminatif saat berada di Jepang.

Diberitakan oleh media asing seperti Mirror Media dan ETtoday, warganet China secara terbuka mengakui tindakan tersebut. Mereka menggunakan sampul paspor Taiwan sebagai alat untuk menyamarkan identitas asli kewarganegaraan mereka selama perjalanan.

BACA JUGA:China Desak PM Jepang Tarik Ucapan soal Taiwan, Ancam Ambil Langkah Tegas

BACA JUGA:China Larang Warga Bepergian ke Jepang Imbas Pernyataan PM Takaichi Soal Taiwan

Tujuan utama dari penggunaan sampul ini adalah untuk menghindari identitas mereka yang berasal dari China diketahui secara publik di Jepang, sehingga diharapkan dapat menjamin liburan yang lebih lancar dan bebas dari potensi masalah.

Namun, fenomena penyembunyian identitas ini justru menuai beragam kritikan, baik dari sesama warga China maupun dari warga Taiwan dan negara lain.

Warga Taiwan dan beberapa negara lain menyuarakan ketidaksetujuan mereka, menilai praktik tersebut sebagai tindakan "penipuan" atau "berpura-pura" oleh turis China. Mereka merasa paspor Taiwan dijadikan alat untuk menutupi identitas sebenarnya demi keuntungan pribadi.

Sementara itu, dari kubu warga China sendiri, sebagian berpendapat bahwa tindakan menyembunyikan identitas kewarganegaraan di luar negeri, terutama dalam konteks konflik diplomatik, adalah keputusan yang dianggap tidak patriotik.

Situasi ini menyoroti bagaimana ketegangan politik antarnegara dapat merembet hingga ke tingkat pariwisata dan interaksi sosial, memaksa beberapa individu mencari cara unik meski kontroversial untuk melindungi diri dari potensi dampak buruk yang timbul dari isu geopolitik.

Kategori :