Belasan Bioskop di Indonesia Terancam Gulung Tikar, Badan Perfilman Beberkan Penyebab Utamanya

Selasa 02-12-2025,15:57 WIB
Reporter : MG-Shanaya Aulia Irvan
Editor : Jefri Ardi

RADARTVNEWS.COM - Belasan jaringan bioskop di Indonesia dikabarkan berada di ambang penutupan setelah mengalami tekanan berat dalam beberapa bulan terakhir. Informasi mengenai potensi penutupan ini mencuat dari laporan internal sejumlah pengelola bioskop yang menyebutkan bahwa sedikitnya 15 bioskop di berbagai kota sedang menghadapi krisis finansial yang semakin sulit dipulihkan. Situasi tersebut memicu perhatian Badan Perfilman Indonesia (BPI), yang kemudian angkat suara dan mengungkap faktor utama yang disebut menjadi biang kerok merosotnya operasional industri layar lebar nasional.

Ketua BPI menuturkan bahwa penyebab terbesar dari ancaman penutupan tersebut berasal dari kombinasi antara menurunnya jumlah penonton, perubahan pola konsumsi hiburan masyarakat, hingga biaya operasional yang melonjak. Menurutnya, tren perpindahan penonton ke layanan streaming semakin terasa dalam dua tahun terakhir, terutama sejak banyak platform digital merilis film-film baru bersamaan dengan rilis bioskop. Hal ini membuat sejumlah judul film gagal mencapai target penjualan tiket meski sudah dipromosikan secara masif.

Selain itu, kenaikan biaya sewa gedung, tarif listrik, hingga kewajiban perawatan peralatan menjadi beban tambahan bagi para pengelola. Di beberapa kota tingkat kunjungan penonton bahkan turun hingga lebih dari 40 persen, menyebabkan manajemen bioskop tidak lagi mampu menutup biaya harian. Beberapa jaringan dilaporkan telah melakukan efisiensi ekstrem, mulai dari mengurangi jumlah staf hingga memangkas jam operasional, namun langkah tersebut tetap tidak cukup untuk mempertahankan kelangsungan bisnis.

BACA JUGA:Career Anxiety di Kalangan Gen Z: Tekanan Sosial Media Picu Kecemasan Karier

BACA JUGA:Film Agak Laen 2 Cetak Rekor Baru: Tembus 2 Juta Penonton dalam Waktu Kurang dari Lima Hari

BPI juga menyoroti kurangnya variasi film nasional yang mampu menarik penonton secara konsisten. Menurut mereka, produksi film Indonesia masih sangat bergantung pada genre tertentu, sehingga tidak semua periode memiliki judul kuat yang bisa mendongkrak pendapatan bioskop. Kondisi ini diperparah oleh distribusi film internasional yang juga menurun akibat penyesuaian kebijakan dari sejumlah studio besar.

Meski demikian, BPI menyatakan telah berdiskusi dengan para pemilik jaringan bioskop dan kementerian terkait untuk mencari solusi jangka pendek dan jangka panjang. Mereka mendorong adanya program insentif, kolaborasi distribusi film nasional, serta strategi pemasaran baru yang diharapkan dapat kembali menghidupkan minat masyarakat untuk menonton film di layar lebar. Namun BPI menegaskan bahwa tanpa perubahan signifikan dalam waktu dekat, ancaman penutupan 15 bioskop tersebut bisa menjadi permulaan dari masalah yang lebih besar bagi ekosistem perfilman Tanah Air.

Sejumlah pengamat film menilai kondisi ini harus menjadi alarm bagi seluruh pemangku kepentingan industri hiburan. Mereka menekankan bahwa bioskop memiliki peran vital sebagai ruang apresiasi karya dan distribusi utama bagi film nasional, sehingga keterpurukan sektor ini dapat langsung mempengaruhi masa depan para sineas dan pekerja film. Untuk saat ini, para pengelola bioskop masih berusaha bertahan sembari menunggu langkah konkret dari pemerintah dan industri agar ancaman penutupan ini tidak benar-benar terjadi.

Kategori :