LAMPUNG UTARA, RADARTVNEWS.COM - Di sebuah rumah kecil di Dusun Tiga Kuyunglaut, Desa Gunung Raja, Kecamatan Sungkai Barat, hidup sebuah keluarga yang kini tengah diuji lebih berat dari yang bisa dibayangkan banyak orang. Rumah berdinding papan itu menjadi saksi perjuangan Wahyudi, seorang buruh serabutan, dalam mempertahankan harapan untuk dua buah hatinya: Dwi Oktaviano (6) dan Brayen (3).
Keduanya bukan hanya sekadar sakit. Mereka sedang berjuang melawan kondisi kesehatan serius: Tetraparese tipe spastik, Cerebral Palsy (GED), gizi buruk dengan perawakan pendek, serta imunisasi yang tidak lengkap. Diagnosis itu disampaikan langsung oleh dr. Indra, dokter spesialis anak RSUD Mayjend H. M. Ryacudu, Kotabumi.
“Anak pertama baru bisa tengkurap sejak usia 6 bulan dan tidak ada kemajuan perkembangan sampai sekarang,” ujar dr. Indra, Rabu (26/11). “Keduanya mengalami gangguan gerak yang signifikan. Mereka membutuhkan penanganan khusus dan asupan gizi yang baik.”
Bagi keluarga lain, mungkin perawatan intensif, susu bergizi, dan terapi rutin bisa menjadi langkah penanganan yang segera dilakukan. Namun bagi Wahyudi, kebutuhan itu terasa seperti kemewahan yang sulit dijangkau.
Merawat, Meski Tanpa Bekal Sejahtera
Sehari-hari, Wahyudi bekerja serabutan—apa saja yang bisa menghasilkan uang, ia ambil. Tetapi sejak kedua anaknya dirawat di RSUD Ryacudu, ia harus meninggalkan seluruh pekerjaan demi mendampingi mereka. Penghasilan pun terhenti.
“Saya ke rumah sakit ini dibantu saudara,” tuturnya. “Tidak punya uang sama sekali untuk bekal, apalagi untuk beli susu anak-anak.”
Meskipun biaya pengobatan ditanggung BPJS, biaya hidup selama menemani anak-anaknya di rumah sakit tetap harus ia pikirkan. Dalam kondisi itulah Wahyudi sering hanya bisa menatap kedua buah hatinya, berharap ada keajaiban yang mampu mengembalikan sedikit saja kesehatan mereka.
“Dua-duanya tidak bisa jalan…”
Dengan suara yang bergetar, Wahyudi menceritakan betapa berat perjuangan kedua anaknya.
“Anak saya dua-duanya tidak bisa jalan, tidak bisa apa-apa. Dari umur 6 bulan sampai sekarang… yang satu sudah 6 tahun, yang satu 3 tahun,” katanya sambil menahan air mata.
Ia mengaku kesulitan menyediakan susu dan asupan gizi yang direkomendasikan dokter.
“Berat kalau harus beli susu. Dokter bilang butuh asupan gizi supaya berat badan mereka naik… tapi saya tidak punya uang,” ucapnya lirih.