Nilai Tukar Ringgit Malaysia Kini Capai Rp 4.000 per Unit: Apa Dampaknya bagi Indonesia?

Rabu 12-11-2025,11:08 WIB
Reporter : MG - Alfi Sahrin
Editor : Jefri Ardi

RADARTVNEWS.COM – Nilai tukar Ringgit Malaysia (MYR) terhadap Rupiah Indonesia (IDR) melonjak ke angka sekitar Rp 4.000 per MYR, mencetak rekor terbaru. Berdasarkan data dari platform konversi valuta, 1 MYR tercatat setara dengan Rp 4.011. Angka tersebut menandai penguatan Ringgit terhadap Rupiah dalam satu tahun terakhir. Sebagai contoh, rata-rata 30 hari terakhir menunjukkan nilai tukar berada di kisaran Rp 3.950 per MYR. 

Mengapa Ringgit Menguat?

Beberapa faktor dapat menjelaskan fenomena penguatan Ringgit:

1. Peningkatan permintaan terhadap Ringgit di pasar Asia Tenggara, seiring aktivitas ekonomi Malaysia yang mulai pulih pasca-pandemi.

2. Rupiah mengalami tekanan karena Indonesia masih menghadapi defisit perdagangan serta arus modal keluar yang memengaruhi nilai tukar.

3. Berita ekonomi dan politik di Malaysia yang cukup stabil dibandingkan beberapa negara tetangga, membuat investor merasa Ringgit lebih aman dalam jangka pendek.

BACA JUGA:Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Asia Tertekan Usai Trump Umumkan Tarif 100% ke Produk China

Dampak terhadap Perdagangan dan Wisata

1. Wisatawan Indonesia yang berkunjung ke Malaysia akan merasakan biaya yang lebih tinggi sebab Rupiah kini menukarkan lebih sedikit terhadap Ringgit. Paket makan, akomodasi atau transportasi di Malaysia semakin “mahal” jika dihitung dalam Rupiah.

2. Importir Indonesia yang membeli barang dari Malaysia perlu memperhitungkan biaya yang meningkat jika membeli dalam Ringgit, karena Rupiah perlu dikeluarkan lebih banyak untuk membeli unit Ringgit.

3. Sebaliknya, ekspor ke Malaysia bisa sedikit diuntungkan karena produk Indonesia menjadi relatif lebih murah bagi pembeli Malaysia yang menggunakan Ringgit yang kini lebih kuat terhadap Rupiah.

BACA JUGA:Rupiah Melemah ke Rp16.610 per Dolar AS Hari Ini, Dipengaruhi Faktor Global dan Politik Domestik

Apakah Ini Kenaikan Sementara?

Meskipun angka saat ini menunjukkan penguatan, nilai tukar bisa berubah cepat. Faktor-faktor berikut sebaiknya menjadi perhatian:

1. Kebijakan moneter Bank Indonesia dan Bank Negara Malaysia (BNM) terkait suku bunga serta likuiditas.

Kategori :