RADARTVNEWS.COM - Fenomena haus validasi semakin banyak dialami oleh berbagai kalangan masyarakat, terutama kaum muda di era media sosial yang semakin maju. Haus validasi adalah kondisi psikologis di mana seseorang sangat membutuhkan pengakuan, pujian, dan penerimaan dari orang lain untuk merasa percaya diri dan dihargai. Meskipun kebutuhan ini merupakan hal alami, mereka dapat berdampak negatif pada kesehatan mental jika berlebihan.
Orang yang tidak memiliki validasi biasanya bergantung pada tanggapan positif dari orang lain, seperti banyaknya like, komentar, atau pujian yang mereka terima di media sosial. Ketika seseorang tidak mendapatkan pengakuan yang diharapkan karena ketergantungan ini, mereka dapat merasa cemas, tidak percaya diri, atau bahkan stres.
Beberapa tanda orang yang mengalami haus validasi termasuk sulit mengambil keputusan tanpa persetujuan orang lain, sensitif terhadap kritik, terus-menerus membandingkan dirinya dengan orang lain, dan mengubah pendapat demi disetujui. Situasi ini tidak hanya menghambat pertumbuhan pribadi seseorang, tetapi juga dapat mengurangi kepercayaan diri seseorang.
Secara teori, haus validasi berkaitan dengan kebutuhan aktualisasi diri dan harga diri menurut hierarki kebutuhan Abraham Maslow. Namun, jika terlalu kuat, kebutuhan untuk divalidasi secara eksternal ini bisa membuat seseorang merasa rendah diri dan mengalami stres mental.
BACA JUGA:Gen Z Wajib Tahu: 5 Tips Jitu Menjaga Kesehatan Mental di Era Digital
Para ahli psikologi mengingatkan pentingnya membangun rasa percaya diri yang sehat dan mengenali nilai diri tanpa bergantung pada pengakuan dari orang lain. Mengurangi ketergantungan pada media sosial dan memperkuat dukungan dari orang terdekat juga menjadi salah satu cara untuk mengatasi haus validasi.
Fenomena ini menjadi peringatan bagi masyarakat untuk mengembangkan keterampilan emosional dan harga diri secara internal selain mencari pengakuan di dunia maya. Dengan cara ini, kesehatan mental juga dapat diperbaiki.