1. Stres dan kecemasan akibat tekanan dalam permainan kompetitif.
2. Depresi, terutama jika game digunakan sebagai pelarian dari masalah kehidupan nyata.
3. Agresivitas, terutama dari game yang mengandung unsur kekerasan.
4. Menurunnya Keterampilan Sosial
Anak-anak dan remaja yang terlalu banyak menghabiskan waktu dengan game cenderung:
1. Kesulitan berinteraksi dengan orang lain secara langsung.
2. Lebih tertutup dan menarik diri dari lingkungan sosial.
3. Kurang berempati dan mudah marah saat menghadapi masalah di dunia nyata.
5. Mengganggu Proses Belajar dan Konsentrasi
Waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar atau mengembangkan diri seringkali teralihkan untuk bermain game. Hal ini berdampak pada:
1. Menurunnya nilai pelajaran di sekolah.
2. Hilangnya minat terhadap kegiatan lain yang lebih bermanfaat.
3. Gangguan konsentrasi, terutama saat game menjadi pikiran utama.
Bermain game memang tidak selalu buruk, bahkan dapat melatih konsentrasi, kerja sama, dan strategi jika dilakukan dengan bijak. Namun, saat seseorang kehilangan kendali atas waktu dan mengabaikan kewajiban lain karena game, di situlah bahaya mulai mengintai. Penting bagi orang tua, guru, dan lingkungan sekitar untuk memberi pemahaman serta membatasi waktu bermain game, agar tidak berdampak negatif pada masa depan generasi muda. Gunakan game sebagai hiburan, bukan pelarian. Seimbangkan waktu bermain dengan belajar, bersosialisasi, dan aktivitas fisik lainnya.
BACA JUGA:Konser Musik Jadi Pelarian Efektif dari Stres dan Kepenatan Hidup