• Ketergantungan pada Sumber Daya Tidak Terbarukan
Banyak alat kota cerdas mengandalkan material langka seperti lithium dan kobalt untuk baterai atau sensor. Penambangan bahan ini sering merusak lingkungan dan membahayakan ekosistem setempat.
• Eksklusi Sosial dan Ketimpangan
Kota cerdas seringkali lebih fokus pada teknologi dan bisa melupakan sisi sosial. Jika tidak diatur dengan baik, pengembangan kota cerdas bisa menciptakan perbedaan antara orang-orang yang dapat mengakses teknologi dan yang tidak.
• Pengurangan Ruang Hijau
Walaupun kota cerdas menawarkan efisiensi, fokus pada infrastruktur teknologi bisa mengorbankan ruang hijau, yang sangat penting untuk keseimbangan ekosistem dan kualitas udara.
D. Membangun Kota Pintar yang Berkelanjutan
Untuk membuat kota pintar yang benar-benar mendukung pelestarian lingkungan, diperlukan cara yang seimbang. Beberapa langkah yang bisa diambil antara lain:
• Fokus pada Energi Terbarukan
Semua sistem di kota pintar harus menggunakan sumber energi bersih, seperti tenaga matahari, angin, atau biomassa, untuk mengurangi jejak karbonnya.
• Penggabungan Ruang Hijau
Pembangunan kota pintar harus memasukkan ruang hijau seperti taman kota, jalur hijau, dan hutan kota sebagai bagian penting dari ekosistem kota.
• Peningkatan Daur Ulang Perangkat Elektronik
Pemerintah dan sektor industri perlu memastikan pengelolaan limbah elektronik dengan sistem daur ulang yang efisien untuk mengurangi dampak lingkungan.
• Keterlibatan Komunitas Lokal
Kota pintar harus melibatkan masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaannya. Edukasi dan partisipasi warga dapat meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan.