LAMPUNG, RADARTVNEWS.COM - Kota cerdas atau smart city kini menjadi tren di seluruh dunia dalam usaha menciptakan area perkotaan yang lebih efisien, nyaman, dan berkelanjutan. Dengan menggabungkan teknologi informasi dan komunikasi, kota cerdas berusaha untuk meningkatkan kualitas hidup warganya melalui pengelolaan sumber daya yang lebih baik. Namun, di balik harapan tersebut, muncul pertanyaan: apakah kota cerdas benar-benar menjadi jawaban bagi kesehatan lingkungan, atau malah menjadi ancaman baru?
A. Apa Itu Kota Cerdas?
Kota cerdas adalah ide pengembangan kota yang mengandalkan teknologi untuk meningkatkan pengelolaan sumber daya seperti energi, air, transportasi, dan limbah. Dengan menggunakan teknologi seperti sensor IoT, kecerdasan buatan, dan big data, pemerintah kota bisa membuat keputusan yang lebih baik dan memperbaiki efisiensi. Contohnya, lampu jalan yang memakai energi matahari dan menyala sendiri saat diperlukan, atau sistem transportasi umum yang terhubung untuk mengurangi kemacetan dan emisi karbon.
B. Potensi Kota Cerdas untuk Kesehatan Lingkungan
• Pengelolaan Energi yang Efisien
Kota cerdas bisa menggunakan teknologi untuk menurunkan konsumsi energi. Pemakaian energi terbarukan, jaringan listrik pintar, dan alat penghemat energi dapat membantu mengurangi emisi karbon dan ketergantungan pada bahan bakar fosil.
• Pengelolaan Limbah yang Lebih Baik
Teknologi di kota cerdas membuat pengelolaan limbah menjadi lebih efisien, seperti pemisahan sampah yang menggunakan AI dan sistem daur ulang otomatis. Ini membantu mengurangi pencemaran tanah dan air.
• Transportasi Ramah Lingkungan
Sistem transportasi umum yang cerdas, seperti bus listrik dan sistem berbagi kendaraan, dapat mengurangi jumlah mobil pribadi di jalan, sehingga menurunkan polusi udara dan emisi karbon.
• Konservasi Air dan Sumber Daya Alam
Sensor pintar bisa membantu menemukan kebocoran air di sistem pipa atau mengatur irigasi di taman kota. Tindakan ini membantu menjaga keberlanjutan sumber daya air.
C. Ancaman Kota Cerdas terhadap Lingkungan
• Jejak Karbon dari Teknologi
Membangun infrastruktur teknologi, seperti pusat data, jaringan 5G, dan perangkat IoT, memerlukan banyak energi. Proses pembuatan perangkat elektronik juga memproduksi limbah berbahaya dan emisi karbon.