LAMPUNG, RADARTVNEWS.COM -Pengetahuan umum merupakan bagian penting dalam pendidikan karena mencakup wawasan yang luas tentang berbagai topik seperti sejarah, geografi, politik, budaya, dan sains. Namun, saat ini mudah untuk berasumsi bahwa banyak siswa memiliki pengetahuan umum yang minim atau bahkan tidak sama sekali. Fenomena ini tidak hanya terjadi di negara-negara tertentu, tetapi merupakan masalah yang cukup umum terjadi di banyak negara berbeda. Ada beberapa faktor yang dapat menjelaskan mengapa banyak siswa mempunyai pengetahuan umum yang terbatas.
1. Kurikulum yang Terlalu Fokus pada Bidang Tertentu
Salah satu penyebab utamanya adalah kurikulum sekolah terlalu menekankan pada mata pelajaran tertentu, terutama yang diujikan pada ujian nasional atau ujian umum. Banyak sistem pendidikan menekankan mata pelajaran penting seperti matematika, bahasa, dan sains, namun mata pelajaran ini hanya menyisakan sedikit ruang untuk pengembangan pengetahuan umum.
BACA JUGA:Perpustakaan: Mengenal Tempat Ilmu Pengetahuan dari Sejarah Sampai Perkembangannya
Seiring berjalannya waktu, siswa mungkin menjadi ahli di bidang tertentu, namun kurang mendapat wawasan tentang topik yang lebih luas seperti sejarah dunia, geografi internasional, isu-isu sosial serta politik global.
2. Kurangnya Akses terhadap Sumber Daya Berkualitas
Tidak semua siswa memiliki akses terhadap berbagai sumber daya berkualitas. Di beberapa daerah, terutama daerah pedesaan dan tertinggal, akses terhadap perpustakaan, internet, serta media massa yang bermanfaat sangat terbatas. Hal ini membatasi kemampuan siswa untuk mengeksplorasi pengetahuan umum di luar apa yang diajarkan di sekolah.
Ketika bahan bacaan dan media pembelajaran yang tersedia kurang, siswa cenderung hanya mengandalkan materi pembelajaran yang diberikan guru, yang mungkin tidak cukup untuk membangun pengetahuan umum yang memadai.
3. Dampak Teknologi dan Media Sosial
Teknologi dan media sosial memberikan banyak informasi, namun juga dapat menjadi faktor kurangnya pengetahuan umum siswa. Saat ini, banyak siswa yang menghabiskan lebih banyak waktu di media sosial serta aplikasi hiburan dibandingkan menjelajahi konten pendidikan.
BACA JUGA:Membangun Keterampilan Berpikir Kritis: Kunci Sukses di Era Informasi
Media sosial bisa menjadi sarana untuk mengakses berita dan pengetahuan, namun sebagian besar konten di platform ini berfokus pada hiburan dibandingkan informasi pendidikan. Selain itu, algoritma media sosial seringkali menampilkan konten yang relevan dengan minat pengguna, sehingga siswa hanya menerima informasi yang relevan dengan minatnya. Akibatnya, banyak siswa yang pengetahuannya sangat terbatas terhadap topik tertentu hingga akhirnya tidak menggali informasi di luar zona nyamannya.
4. Kurangnya Minat Membaca
Minat membaca siswa juga menjadi permasalahan saat ini. Buku-buku yang menjadi sumber utama pengetahuan umum, seperti ensiklopedia, biografi, dan buku sejarah, seringkali membosankan bagi generasi muda karena terbiasa dengan informasi yang disajikan dengan cepat. Menurunnya kebiasaan membaca berdampak langsung pada berkurangnya pengetahuan umum. Jika siswa lebih suka mengonsumsi konten visual yang pendek, mereka mungkin memiliki pengetahuan yang sangat terbatas tentang topik yang lebih dalam atau kompleks.
5. Pendidikan yang Berfokus pada Nilai