RADAR TV - Pemerintah memutuskan merayakan Idul Adha 1445 Hijriah pada Senin, 17 Juni 2024. Namun, negara Arab merayakannya pada Selasa, 16 Juni 2024. Keputusan ini juga sejalan dengan keputusan banyak organisasi kemasyarakatan Islam, termasuk Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.
Menurut Kemenag, perbedaan tanggal Hari Raya Idul Adha 2024 antara di Indonesia dengan Arab Saudi disebabkan oleh metode penentuan awal bulan dalam kalender Hijriyah yang bervariasi. Hal ini dipicu oleh beberapa faktor seperti elongasi, perbedaan zona waktu hingga perbedaan kondisi alam.
Berikut beberapa alasan perbedaan ini:
1. Metode Rukyat dan Hisab
- Rukyat (Observasi Hilal): Beberapa negara menggunakan metode rukyat, yaitu dengan melihat hilal (bulan sabit baru) secara langsung. Jika hilal terlihat, maka hari tersebut dianggap sebagai awal bulan baru.
- Hisab (Perhitungan Astronomis): Negara lain mungkin menggunakan metode hisab, yaitu perhitungan astronomis untuk menentukan awal bulan tanpa perlu melihat hilal secara langsung.
2. Kondisi Geografis
Perbedaan geografis mempengaruhi kapan dan di mana hilal dapat terlihat. Lokasi yang berbeda di bumi dapat memiliki perbedaan waktu dalam melihat hilal, menyebabkan awal bulan Hijriyah berbeda di negara yang berbeda.
BACA JUGA:Tips Rahasia Memasak Daging Supaya Empuk dan Lezat di Hari Raya Idul Adha
3. Otoritas Keagamaan Lokal
Setiap negara memiliki otoritas keagamaan yang berwenang untuk menetapkan awal bulan Hijriyah. Keputusan ini bisa berdasarkan metode rukyat, hisab, atau kombinasi keduanya. Otoritas ini menetapkan kapan Idul Adha dirayakan sesuai dengan hasil observasi dan perhitungan mereka sendiri.
4. Kebijakan Pemerintah
Beberapa negara mungkin memiliki kebijakan tersendiri terkait penentuan hari raya yang mengikuti keputusan otoritas keagamaan setempat atau pemerintah.
5. Perbedaan Interpretasi
Interpretasi yang berbeda atas hadits dan panduan Islam mengenai penentuan awal bulan baru dapat menyebabkan perbedaan dalam penetapan hari raya.