Energy Watch menegaskan solusi kebutuhan energi rumah tangga di Indonesia tidak bisa dipukul rata harus memakai kompor listrik. Misalnya, masyarakat yang tinggal di pesisir lebih layak mendapatkan kompor surya. Pasalnya, sumber energi surya banyak tersedia di lingkungan mereka.
Sebaliknya, masyarakat perkotaan menurutnya lebih pas disesuaikan dengan keberadaan sumber jaringan gas alam yang tersedia. Begitu pula dengan warga di sektor pertanian atau peternakan bisa didorong menggunakan kompor biogas.
Sementara Direktur Energy Shift Institute Putra Adhiguna melihat sisi lai dari progam ini. Dirinya memahami masalah rantai pasok LPG memang cukup kompleks dan melibatkan banyak kepentingan.
Untuk itu ia memprediksi akan ada potensi perlawanan yang timbul saat pemerintah menjalankan program kompor listrik ini.
Diketahui sebelumnya di tahun 2022, pemerintah memastikan bahwa program konversi kompor LPG 3 kilogram (kg) ke kompor listrik induksi tidak akan diberlakukan pada tahun 2022.
Hal tersebut ditegaskan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Ekon) Airlangga Hartarto. (*)