Arab Saudi juga baru-baru ini tengah menjalin normalisasi hubungan dengan Israel namun belakangan tertunda pasca pecah perang Israel-Palestina.
AS adalah sekutu paling kuat Israel. Karenanya, Jazirah Arab enggan frontal merespons konflik yang sudah meluas ini.
Hanya Iran, Yaman dan Lebanon yang paling frontal menyokong pejuang Palestina. Namun justru ini yang menjadi masalah.
Negara-negara Teluk memang tidak punya hubungan harmonis dengan Iran. Arab Saudi, UEA, dan Mesir kerap gontok-gontokan dengan Teheran karena beberapa masalah, seperti perbedaan pandangan aliran agama, perbedaan pandangan politik, rivalitas pengaruh di kawasan, hingga kontroversi program nuklir Iran.
Hubungan Arab Saudi, UEA dengan Yaman pun tak harmonis. Mereka berkonflik sejak lama hingga terlibat peperangan dengan Yaman. Teranyar, rudal milisi Houthi Yaman ditembak jatuh militer Arab Saudi saat diluncurkan ke Israel.
Begitu pula hubungan Arab Saudi dengan Lebanon yang tak mesra. Sejauh ini juga Lebanon terdepan melakukan serangan ke Israel lewat kelompok Hizbullah. Kelompok ini yang diperangi Arab Saudi.
Hizbullah yang sering disebut mewakili kepentingan Iran, merupakan salah satu kekuatan politik dan militer terbesar di Lebanon. Namun Arab Saudi menganggapnya sebagai organisasi terlarang sama seperti kelompok Houthi di Yaman.
Belum lagi bocornya informasi yang dinarasikan Media Israel Ynet. Media ini menyebutkan pemerintah Netanyahu menawarkan dana besar untuk membujuk Mesir agar siap menampung warga Palestina di Gaza dan ditempatkan di gurun Sinai. Israel memang berencana menghabisi penduduk Gaza.
Jika Mesir bersedia, Israel mengiming imingi siap melunasi utang utang internasional Mesir di Bank Dunia. Namun, bocornya informasi ini oleh media Israel belum ditanggapi Mesir.
Zionis memang menyiapkan dana besar untuk menutupi kebrutalannya. Karenanya mereka rela menggelontorkan berapapun termasuk untuk membayar buzzer dan influencer di media sosial.
Ya. Perang mereka lakukan tidak hanya di dunia nyata tapi merambah ke media sosial dan jagat maya.
Zionis mengakui menyewa tim buzzer di seluruh dunia termasuk Indonesia, yang ditugaskan untuk membela mereka dan menangkis hujatan masyarakat internasional.
Para buzzer itu bertugas untuk memposting dan mengomentari serangan israel sebagai serangan untuk memberantas teroris.
Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan pihaknya merekrut “jaringan influencer terkemuka untuk kepentingan advokasi Israel di dunia,” kata Eli Cohen, menteri luar negeri Israel, pada media sosial X.
Zionis Menabung Kejahatan Perang