Palestina, dari Semangka Hingga Buzzer Zionis

Jumat 03-11-2023,07:53 WIB
Reporter : Rie Saksi
Editor : Rie Saksi

Lalu, Presiden Chili Gabriel Boric mengatakan negaranya memanggil kembali duta besarnya untuk Israel untuk berkonsultasi setelah “pelanggaran Israel terhadap hukum kemanusiaan internasional di Jalur Gaza.”

Sebelumnya, Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, mengutuk Israel dan lantang menyatakan serangan Israel terhadap Gaza sebagai genosida. 

Sedangkan dari Afrika mayoritas negara negara disana mengutuk kebiadaban zionis Israel. Uni Afrika tentu tak lupa, dimasa lampau pernah merasakan perihnya diskriminasi hidup dibawah pemerintahan apartheid. 

Dari Eropa, Spanyol muncul dengan suara lantang menyuarakan Zionis Israel layak dikucilkan dari dunia. Israel pantas diajukan ke mahkamah internasional karena pembantaian. 

Pejabat Menteri Hak Sosial Spanyol, Ione Belarra, menyebut Israel melakukan "genosida terencana" di Gaza. Ini terjadi setelah Palestina, termasuk ratusan anak-anak, tewas dalam pemboman Israel di wilayah kantong yang terkepung tersebut.

Sebelumnya Perdana Menteri (PM) Spanyol Pedro Sánchez juga meminta rakyatnya untuk berdemonstrasi menentang serangan militer Israel. Ia pun meminta Pengadilan Kriminal Internasional menyelidiki tindakan militer Israel sebagai potensi "kejahatan perang".

Sikap Spanyol tergolong tak biasa. Sebab, umumnya negara negara yang tergabung dalam Uni Eropa dan NATO terbiasa memiliki standar ganda dan cenderung mendukung rezim zionis.

Sudah jadi rahasia umum, Uni Eropa dan NATO adalah aliansi pertahanan yang selalu hadir disetiap kerusakan, peperangan, dan konflik sebuah negara. 

Disaat pemerintahan Uni Eropa dan NATO kukuh mendukung aksi brutal Israel, fenomena ini justru berbanding terbalik dengan kondisi dalam negeri mereka. Warga negara mereka justru lebih waras. Gelombang demo muncul menuntut penghentian genosida dan mendukung Palestina. 

Demo dengan ribuan orang turun ke jalan bermunculan dari London hingga Irlandia, Jerman hingga Italia, Skotlandia hingga Prancis, Spanyol hingga Turki, Denmark hingga Swedia, Indonesia hingga Korea Selatan, Kanada hingga Amerika Serikat dan seterusnya, jutaan orang di seluruh dunia berunjuk rasa untuk Gaza. Termasuk di Rusia yang sejak awal memang menuntut Palestina merdeka dan mengembalikan tanah Palestina ke posisi awal. 

Di Asia, gelombang anti Israel juga kian masif. Muncul dari Tiongkok dan Korea Utara. Bahkan presiden Xi Jinping bersikap serupa dengan Vladimir Putin mendesak pengembalian Palestina ke posisi semula sebelum dicaplok zionis. Tidak hanya itu, pemerintahan Xi Jinping sudah menghapus Israel dari peta dalam negeri mereka. 

Sedangkan Presiden Korea Utara Kim Jong Un memerintahkan militernya untuk membantu persenjataan ke pejuang Palestina. Kim Jonng Un pun sampai detik ini tidak mengakui Israel sebagai sebuah negara. Selain itu muncul Pakistan dan Malaysia yang konsisten menentang Israel. 

 

Pemimpin Arab dan Dana Buzzer Israel 

Bagaimana dengan sikap pemimpin Arab? Ironis dan rumit. Negara-negara Arab tak berani tegas lantaran menjalin hubungan baik dengan Amerika Serikat.

Arab Saudi justru masih mengizinkan Amerika Serikat menggunakan lapangan terbangnya untuk mengangkut persenjataan ke Israel. 

Kategori :