Akses Terputus: 10 dari 12 Kecamatan di Aceh Tamiang Terisolasi, Bantuan Darurat Sulit Didistribusikan
Akses terputus di Aceh Tamiang--Dok. ANTARA
RADARTVNEWS.COM – Kondisi darurat bencana akibat banjir luapan di Kabupaten Aceh Tamiang mencapai tingkat kritis. Hingga hari ini, Selasa (2/12/2025), dilaporkan sebanyak 10 dari 12 kecamatan di wilayah tersebut berada dalam status terisolasi total, menyusul terputusnya akses utama Lintas Timur Sumatera yang terendam air.
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran serius terkait distribusi bantuan logistik dan evakuasi ribuan warga yang terdampak. Total kecamatan yang ada di Aceh Tamiang adalah 12, yang berarti hampir seluruh wilayah kabupaten mengalami kesulitan akses.
Banjir yang telah berlangsung sejak akhir November ini merupakan banjir terparah dalam beberapa tahun terakhir, dipicu oleh tingginya curah hujan di kawasan hulu sungai. Luapan Sungai Tamiang dan anak-anak sungai lainnya menyebabkan air meluber dan merendam jalan raya dengan ketinggian mencapai satu hingga dua meter di beberapa titik krusial.
Pj. Bupati Aceh Tamiang, Drs. Meurah Budiman, mengonfirmasi bahwa saat ini, hanya dua kecamatan yang masih dapat diakses melalui jalur darat, yakni Kecamatan Tamiang Hulu dan Kecamatan Tenggulun. Sementara sepuluh kecamatan lainnya, termasuk Karang Baru, Bendahara, dan Manyak Payed, hanya bisa dijangkau menggunakan perahu karet.
"Akses jalan Lintas Sumatera terputus total. Bantuan pangan dan obat-obatan dari luar daerah sulit masuk, dan logistik dari pusat penyimpanan kami kesulitan keluar menuju 10 kecamatan yang terisolasi," jelas Meurah Budiman dalam keterangan pers.
BACA JUGA:Pemerintah Soroti Dugaan Illegal Logging di Tengah Banjir Besar Aceh–Sumut
Ribuan kepala keluarga (KK) dilaporkan terdampak dan terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih tinggi, seperti masjid, kantor desa, atau tenda darurat. Namun, minimnya akses darat membuat pasokan makanan siap saji, air bersih, dan selimut menjadi sangat terbatas di lokasi-lokasi pengungsian terpencil.
BPBD Aceh Tamiang bersama TNI dan Polri kini memaksimalkan penggunaan perahu karet untuk menjangkau desa-desa yang terkepung air. Prioritas utama adalah evakuasi warga yang sakit, lansia, dan anak-anak, serta mendistribusikan kebutuhan pangan dasar.
Kendala terbesar saat ini adalah kecepatan arus air yang masih deras di beberapa area yang terendam, serta keterbatasan armada perahu yang dimiliki tim SAR. Hal ini membuat proses pengiriman bantuan menjadi lambat dan berisiko tinggi bagi petugas.
Pemerintah Provinsi Aceh telah berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk segera mengirimkan bantuan tambahan berupa perahu, logistik, dan alat berat. Bantuan ini sangat dibutuhkan untuk membersihkan material sisa banjir dan membuka kembali akses utama yang terputus secepatnya.
Situasi terisolir ini diharapkan tidak berlangsung lama. Semua pihak berupaya keras agar akses darat, khususnya jalur vital Lintas Sumatera, dapat dipulihkan dalam beberapa hari ke depan. Pemulihan akses adalah kunci untuk memastikan bantuan dari Kemensos, BNPB, dan relawan dapat menjangkau seluruh korban di Aceh Tamiang.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
