Dijuluki ‘Komet Hari Kiamat’, 3I/ATLAS Akan Terlihat di Langit Desember Ini
-Dok. NASA-
RADARTVNEWS.COM – Komet raksasa berkode 3I/ATLAS tengah menjadi perhatian dunia astronomi. Benda langit yang dijuluki sebagian peneliti sebagai “Komet hari kiamat” itu diperkirakan mencapai posisi terdekatnya dengan Bumi pada akhir tahun ini. Menurut Prof. Thomas Djamaluddin, peneliti astronomi dari BRIN, Komet tersebut berasal dari luar tata surya dan memiliki orbit hiperbolik, berbeda dari kebanyakan Komet yang mengorbit secara elips.
Thomas menjelaskan bahwa 3I/ATLAS pertama kali ditemukan melalui teleskop pemantau asteroid ATLAS. Komet ini memiliki kepala atau koma yang terbentuk dari debu dan gas dengan diameter sekitar 25.000 kilometer, setara dua kali ukuran Bumi. Fenomena ini menandakan bahwa objek tersebut merupakan salah satu komet terbesar yang pernah diamati manusia.
Sebagian ilmuwan sempat menjulukinya “komet doomsday” karena memancarkan gas karbondioksida dalam jumlah sangat besar, setara lima kali ukuran Jupiter. Namun Thomas menegaskan bahwa komet ini tidak berbahaya bagi Bumi. Ia mengatakan, inti padat komet hanya berukuran belasan kilometer, terlalu kecil untuk menimbulkan dampak apa pun terhadap planet kita.
Kecepatan komet tersebut mencapai sekitar 215.000 kilometer per jam, menjadikannya salah satu benda antarbintang tercepat yang pernah melintas di tata surya. Thomas menuturkan bahwa sepanjang Oktober hingga November, komet ini berada di arah Matahari sehingga sulit diamati. Namun pada Desember mendatang, 3I/ATLAS akan kembali terlihat melalui teleskop sebelum perlahan memudar karena menjauh.
“Selama Oktober–November posisinya di arah Matahari sehingga tak bisa teramati. Desember baru bisa diamati lagi sebelum makin redup karena menjauh,” ujar Thomas. Ia menambahkan, pengamatan terbaik dapat dilakukan ketika komet melintas di rasi Virgo dan Leo.
BACA JUGA:Kapan Supermoon Kembali Bisa Disaksikan? Catat, Ini Tanggal dan Waktunya!
Keunikan lain dari 3I/ATLAS adalah ukurannya yang luar biasa besar. Pengamatan teleskop ruang angkasa James Webb (JWST) menunjukkan bahwa kepala komet yang tersusun dari gas karbondioksida memiliki diameter hingga 700.000 kilometer, atau setengah diameter Matahari. “Sekitar setengah diameter Matahari atau sekitar lima kali diameter planet raksasa Jupiter,” ungkap Thomas.
Secara ilmiah, ukuran tersebut membuat 3I/ATLAS jauh lebih masif dibanding dua objek antarbintang sebelumnya, yakni ʻOumuamua (2017) dan Borisov (2019). Thomas menjelaskan, koma komet ini seribu kali lebih besar daripada keduanya, sehingga memberikan peluang besar bagi astronom untuk meneliti komposisi material luar tata surya.
Ia menuturkan bahwa usia komet ini diperkirakan mencapai tujuh miliar tahun, bahkan lebih tua dari tata surya kita yang berumur sekitar 4,5 miliar tahun. “Komet ini berasal dari sistem planet di bintang lain di bidang galaksi Bimasakti,” kata Thomas. Menurutnya, hal itu memperkuat bukti bahwa 3I/ATLAS merupakan tamu sejati dari luar sistem Matahari.
Penamaan 3I/ATLAS juga memiliki arti khusus. Angka “3” menandakan bahwa ini adalah objek antarbintang ketiga yang pernah ditemukan manusia, sementara huruf “I” berarti interstellar atau ruang antar bintang. “Orbitnya hiperbolik, artinya tidak terikat gravitasi Matahari dan hanya menerobos tata surya kita,” jelas Thomas.
Thomas juga menepis isu yang menyebut komet tersebut sebagai wahana alien. Ia menegaskan bahwa klaim semacam itu tidak memiliki dasar ilmiah. “Astronom tidak akan berspekulasi tentang objek langit di luar interpretasi fisis hasil observasi. Objek 3I/ATLAS adalah komet raksasa dari luar tata surya, bukan wahana alien,” tegasnya.
BACA JUGA:NASA Temukan Planet K2-18 b, 17 Kali Lebih Besar dari Bumi dan Berada di Zona Layak Huni
Fenomena 3I/ATLAS menjadi momen penting bagi dunia astronomi modern. Para peneliti menilai kehadiran komet ini memberikan nilai ilmiah yang tinggi untuk memahami struktur dan dinamika objek antarbintang. Meski dijuluki “komet hari kiamat,” keberadaannya justru memperluas wawasan manusia tentang alam semesta yang terus bergerak dan penuh misteri.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
