BANNER HEADER DISWAY HD

Spektrum Biru di Samudra MITOS VS FAKTA Mengenai Bioluminesensi dan Ancaman Krisis Ekologi Global

Spektrum Biru di Samudra MITOS VS FAKTA Mengenai Bioluminesensi dan Ancaman Krisis Ekologi Global

Ilustrasi--ISTIMEWA

RADARTVNEWS.COM – Fenomena lautan yang memancarkan cahaya biru neon di malam hari, seolah-olah bintang jatuh ke air, telah memukau banyak pengamat dan menjadi daya tarik wisata yang unik. Banyak pihak yang terkejut menyaksikan manifestasi alam ini.

Dahulu, masyarakat mengaitkan pancaran cahaya ini dengan mitos atau kekuatan supranatural. Namun, saat ini kita memiliki pemahaman ilmiah yang kuat bahwa fenomena tersebut disebabkan oleh mekanisme alamiah yang mendasar: Reaksi Biokimia dan Interaksi Lingkungan yang sedang Berlangsung Massal.

BACA JUGA:Keindahan Ngarai Sianok Sumbar, Surga Tersembunyi di Lembah Bukittinggi

MITOS Pancaran cahaya laut disebabkan oleh polusi atau zat kimia buatan manusia yang berbahaya. FAKTA Cahaya tersebut dihasilkan oleh organisme hidup (Dinoflagellata) sebagai respons pertahanan diri, dan kelangkaannya justru dipengaruhi oleh polusi nyata.

Ini bukan sekadar atraksi visual biasa. Mari kita analisis apa yang sebenarnya terjadi di balik layar Sisi Cewek Bioluminesensi (Sistem Respons Mikroba).

BACA JUGA:Teluk Kiluan Pesona Alam Tersembunyi dan Surga Lumba-lumba di Lampung

Organisme pemicu utama, Dinoflagellata, memproduksi cahaya biru-hijau melalui reaksi kimia di dalam tubuhnya yang dipicu oleh gerakan atau guncangan. Dampaknya adalah penciptaan pemandangan yang dikenal sebagai Sea of Stars, namun keberadaan fenomena ini sangat bergantung pada sensitivitas lingkungan, terutama terhadap gangguan kimiawi dan intensitas cahaya buatan. Kebutuhan utama fenomena ini untuk tetap eksis adalah kualitas air yang prima dan stabilitas suhu laut.

Mulai sekarang, mari kita ubah pelabelan "keajaiban misterius" menjadi "barometer kesehatan lingkungan laut". Dengan pemahaman yang benar dan upaya kolektif, krisis ekologi ini dapat menjadi landasan untuk pariwisata yang lebih bertanggung jawab dan dewasa.

 

 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: