Air Hujan di Jakarta Terkontaminasi Mikroplastik, BRIN Ungkap Fakta Ilmiahnya
--ISTIMEWA
JAKARTA, RADARTVNEWS.COM – Fenomena “hujan beracun” kembali menjadi sorotan publik setelah unggahan di media sosial membahas adanya kandungan mikroplastik beracun dalam air hujan di Jakarta.
Isu ini mencuat usai sebuah akun membagikan hasil pengamatan pada Jumat (10/10/2025) yang menyebut air hujan di ibu kota mengandung partikel plastik berukuran 500–1.000 mikrometer.
Menanggapi hal tersebut, Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Oseanografi BRIN, Muhammad Reza Cordova, membenarkan bahwa air hujan di Jakarta memang telah terkontaminasi mikroplastik.
Berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Science Direct pada Januari 2022, partikel mikroplastik ditemukan dalam setiap tetes hujan di Jakarta, dengan rata-rata 15 partikel per meter persegi per hari.
Reza menjelaskan bahwa hasil penelitian tersebut dilakukan selama 12 bulan pengamatan, di mana para peneliti memeriksa curah hujan dan kandungan udara di Jakarta.
Ia menambahkan bahwa temuan ini menunjukkan adanya polusi mikroplastik di atmosfer perkotaan, yang akhirnya terbawa turun bersama air hujan.
Meski demikian, Reza menegaskan istilah “hujan beracun” perlu dipahami dalam konteks ilmiah yang tepat. Menurutnya, tidak berarti setiap tetes air hujan otomatis bersifat beracun.
Ia menjelaskan bahwa plastik mengandung berbagai zat aditif seperti ftalat dan BPA (Bisphenol A) yang bersifat toksik, serta mampu mengikat polutan lain di udara.
Karena ukurannya yang sangat kecil, partikel mikroplastik bisa terhirup atau masuk ke tubuh manusia melalui air dan udara, sehingga berpotensi berbahaya bagi kesehatan.
Hasil analisis BRIN menunjukkan bahwa mikroplastik yang paling banyak ditemukan di Jakarta berbentuk serat (fiber) dan fragmen dari pecahan plastik, terutama dari polimer seperti polietilena, polipropilena, polistirena, dan poliester. Jenis-jenis plastik tersebut umum digunakan dalam pakaian, kemasan, dan tekstil sintetis.
Sumber utama kontaminasi diduga berasal dari abrasi pakaian, kemasan plastik sekali pakai yang terurai, serta debu dari ban dan rem kendaraan.
Faktor-faktor inilah yang menyebabkan mikroplastik tersebar luas di udara perkotaan dan akhirnya terbawa turun melalui hujan.
Sebagai langkah mitigasi, BRIN mendorong adanya kolaborasi lintas sektor untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan memperkuat sistem pengolahan air perkotaan, agar Jakarta dapat lebih terlindungi dari ancaman polusi mikroplastik di masa depan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
