BANNER HEADER DISWAY HD

Empowomen dan Teknokrat Satukan Pemuda Lampung: Dari Forum Diskusi Menuju Gerakan Perubahan

Empowomen dan Teknokrat Satukan Pemuda Lampung: Dari Forum Diskusi Menuju Gerakan Perubahan

-Hairun Nisa N-

BANDAR LAMPUNG, RADARTVNEWS.COM -  Tantangan dan peluang pengembangan komunitas Empowomen di Provinsi Lampung menjadi sorotan utama dalam Forum Group Discussion (FGD) yang digelar Sabtu, 2 Agustus 2025, di Ruang Pertemuan 209.A Universitas Teknokrat Indonesia.

Kegiatan yang dimulai pukul 10.00 WIB ini dihadiri 19 peserta, terdiri dari 16 perempuan dan 3 laki-laki, yang berasal dari berbagai komunitas pemuda di Lampung. Diskusi ini dipandu oleh Ita, Yogi, Shintya, Angel, dan Barry Afriando selaku Co - Founder dari komunitas Empowomen dengan fokus membedah persoalan, kekuatan, serta harapan komunitas ke depan.



-Hairun Nisa N-

Empowomen merupakan komunitas yang hadir untuk memberikan ruang bagi perempuan muda Lampung agar dapat berkembang dan berdaya. Melalui berbagai program nyata, organisasi ini berupaya menghadirkan dampak positif yang menjangkau banyak wilayah di provinsi, khususnya bagi perempuan.

 

Komitmen tersebut terlihat dalam gelaran Forum Group Discussion (FGD) yang kali ini mempertemukan berbagai komunitas, mulai dari Teknokrat English Club, Hima Sastra Inggris Universitas Teknokrat, Komunitas Potensi Pemuda Lampung, Komunitas Gemar Membaca, Ruang Rasa, Scholar Speak, Komunitas Baca Perpustakaan, Hima Sistem Informasi Universitas Teknokrat, hingga Komunitas Seribu Pohon.


BACA JUGA:Kesetaraan Gender di Dunia Kerja: Mampukah Kita Menghapus Bias Gender?

Dari pertemuan lintas komunitas ini, terpetakan sejumlah persoalan yang selama ini menghambat gerak pemuda. Rendahnya kesadaran untuk berkolaborasi, keterbatasan keterampilan komunikasi dan kepemimpinan, serta minimnya dukungan pemerintah menjadi sorotan utama yang membutuhkan solusi bersama. Meski demikian, solidaritas antaranggota, kesamaan visi dan misi, serta rasa kekeluargaan menjadi keunggulan yang terus dijaga. 

 

“Lampung tidak kekurangan pemuda berkualitas, kita hanya kurang kolaborasi,” ujar salah satu peserta.

 

Pembahasan mengenai Gender Equality, Disability, and Social Inclusion (GEDSI) menunjukkan perempuan memegang peran penting di sejumlah komunitas, bahkan memimpin dan menggagas inovasi program. Sementara itu, partisipasi penyandang disabilitas mulai terlihat meski jumlahnya belum signifikan. Hambatan komunikasi dan keterbatasan akses menjadi faktor pembatas. 

 

Salah satu fasilitator FGD, Barry Afriando.MBA, yang juga Co-Founder Empowomen, menceritakan pengalamannya membangun komunitas yang fokus pada pemberdayaan perempuan di Lampung.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: