Menguatkan Peran Perempuan untuk Indonesia di Hari Dharma Wanita Nasional
--Freepik
BANDAR LAMPUNG, RADARTVNEWS.COM - Setiap 5 Agustus, bangsa Indonesia memperingati Hari Dharma Wanita Nasional, momen penting untuk mengapresiasi kiprah perempuan, khususnya istri Aparatur Sipil Negara (ASN), dalam mendukung pembangunan nasional dan memperkuat ketahanan keluarga. Peringatan ini juga menjadi refleksi bahwa perempuan bukan hanya pelengkap, melainkan pilar penting dalam kemajuan bangsa.

Organisasi Dharma Wanita Persatuan (DWP) lahir pada 5 Agustus 1974, diprakarsai Ibu Negara Tien Soeharto dan dibentuk oleh Ketua Dewan Pembina KORPRI, Amir Machmud. Anggotanya semula terdiri dari istri-istri PNS, anggota ABRI, dan pegawai BUMN. Pada era Reformasi 1998, organisasi ini mengalami transformasi besar. Melalui Musyawarah Nasional Luar Biasa pada 6 - 7 Desember 1999, Dharma Wanita resmi berganti nama menjadi Dharma Wanita Persatuan, dengan kepengurusan yang dipilih secara demokratis dan independen dari politik.
Dikutip dari PROPRINT Bekasi, tema Hari Dharma Wanita Nasional 2025 adalah “Perempuan Tangguh, Keluarga Kuat, Bangsa Hebat”. Tema ini menegaskan peran strategis perempuan sebagai pendidik utama di rumah tangga sekaligus mitra aktif dalam pembangunan nasional. Perempuan memiliki peran ganda, yaitu membina keluarga yang harmonis, sehat, dan berpendidikan, serta berkontribusi pada kemajuan ekonomi, sosial, dan budaya.
Tema ini juga menggarisbawahi pentingnya membangun keluarga tangguh dari sisi moral, pendidikan, dan ekonomi. Keluarga yang kuat diyakini menjadi fondasi bagi terciptanya masyarakat harmonis dan bangsa yang produktif. Perempuan, dalam perannya sebagai penggerak keluarga, memiliki kontribusi langsung terhadap ketahanan sosial dan kemajuan negara.
Dharma Wanita Persatuan berkomitmen untuk memberdayakan anggotanya melalui program di bidang pendidikan, ekonomi keluarga, dan sosial budaya. Kegiatan seperti pelatihan kewirausahaan, seminar parenting, hingga penyuluhan kesehatan menjadi bagian dari upaya membentuk perempuan yang mandiri, terampil, dan berdaya saing.
Secara historis, perempuan Indonesia telah memainkan peran penting sejak masa pergerakan nasional seperti Rohana Kudus, wartawati pertama Indonesia asal Sumatera Barat, mendirikan sekolah kerajinan perempuan dan aktif mengadvokasi kemajuan perempuan melalui media. Sementara itu, S.K. Trimurti, jurnalis dan Menteri Perburuhan pertama RI, gigih memperjuangkan hak buruh sekaligus kesetaraan gender.
Meski peran perempuan semakin diakui, tantangan masih besar. Komnas Perempuan mencatat kekerasan berbasis gender masih tinggi, termasuk dalam lingkup rumah tangga. Selain itu, akses perempuan terhadap posisi strategis di pemerintahan dan dunia kerja masih belum setara dengan laki-laki. Faktor budaya, stereotip gender, dan minimnya dukungan kebijakan memperlambat laju kesetaraan.
BACA JUGA:Rekomendasi Lima Cafe di Bandar Lampung yang Bikin Perempuan Nyaman Nongkrong
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
