Banjir Besar Rendam Kabupaten Padang Pariaman, Lebih dari 9.000 Jiwa Terdampak Hujan Deras
-Dok.Liputan 6-
RADARTVNEWS.COM - Hujan dengan intensitas sangat tinggi yang mengguyur wilayah Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, selama beberapa hari terakhir telah memicu banjir skala besar yang melanda banyak pemukiman dan daerah pertanian di kabupaten tersebut. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat, hingga Selasa (25/11/2025) tercatat lebih dari 9.000 jiwa terdampak dari bencana ini.
Menurut pernyataan resmi Juru Bicara BPBD Sumbar, Ilham Wahab, total korban terdampak mencapai 9.228 jiwa yang tersebar di berbagai kecamatan dan nagari di Kabupaten Padang Pariaman. Daerah–daerah yang paling parah terkena antara lain Kecamatan Lubuk Alung, Batang Anai, Ulakan Tapakih, 2×11 Anam Lingkung, Lingkup, Nan Sabaris, hingga V Koto. Di dalam 21 nagari yang terdampak, ribuan rumah terendam banjir dengan ketinggian air yang bervariasi dari sekitar 30 cm hingga mencapai 1,5 meter.
Banjir ini terjadi setelah hujan lebat yang berlangsung sejak minggu sebelumnya, sehingga debit beberapa sungai besar tidak mampu menampung aliran air dan meluap ke pemukiman sekitar. Empat sungai utama yang dilaporkan mengalami luapan ialah Sungai Batang Anai, Batang Ulakan, Batang Lubuak, dan Batang Kamumuan.
BACA JUGA:Gunung Semeru Erupsi Delapan Kali Selasa Dini Hari, Kolom Abu Capai 1.000 Meter
BACA JUGA:Rekam Jejak Sosial Diusulkan Jadi Penentu Seleksi Masuk Kampus, Bukan Lagi Sekadar Nilai Akademik
Dampak dari peristiwa ini tak hanya bagi warga yang kehilangan akses atau sementara harus mengungsi, tetapi juga terhadap sektor pertanian. Ribuan hektare lahan sawah dan ladang dilaporkan terendam, yang berarti potensi kerusakan terhadap mata pencaharian petani di wilayah tersebut cukup besar. Saat ini petugas BPBD bersama tim gabungan dari TNI-Polri, pemerintah nagari dan relawan sedang melakukan pendataan ulang, evakuasi warga yang membutuhkan bantuan, serta menyiapkan bantuan darurat seperti dapur umum, air bersih, dan tempat tinggal sementara.
Meskipun sebagian air mulai surut di beberapa titik, kondisi cuaca yang belum menentu dan potensi hujan lanjutan membuat pemerintah daerah dan masyarakat setempat tetap dalam kondisi waspada. Imbauan resmi mengingatkan warga untuk menghindari tepi sungai, tidak mendekati luberan air yang masih deras, dan segera melapor apabila debit air tiba-tiba naik.
Hingga berita ini diturunkan belum ada laporan resmi terkait korban jiwa akibat banjir ini, namun kerusakan infrastruktur seperti rumah terendam, jalan rusak, jembatan terimbas, dan lahan produktif terdampak sudah tercatat. Dengan kondisi seperti ini, peran koordinasi antar-instansi, kesiapsiagaan warga serta distribusi bantuan menjadi poin penting agar dampak jangka panjang terhadap pemulihan sosial dan ekonomi masyarakat dapat diminimalkan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
