Shell Sepakat Beli 100.000 Barel BBM dari Pertamina untuk Atasi Kekurangan Pasokan
Ilustrasi--Istimewa
RADARTVNEWS.COM - Shell telah menyetujui pembelian sekitar 100.000 barel bensin dari Pertamina, perusahaan energi milik negara Indonesia, sebagai upaya memperkuat pasokan bahan bakar yang sempat mengalami kekurangan.
Kesepakatan tersebut diumumkan oleh wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia, yang mengonfirmasi bahwa Shell akan membeli dari Pertamina, meskipun detail tentang nilai transaksi atau jangka waktu pengiriman belum diungkap.
Langkah ini terjadi di tengah kondisi stasiun-pengisian milik Shell dan operator swasta lainnya yang sempat menghadapi kelangkaan stok bensin karena kuota impor bahan bakar tidak tersebar seimbang di seluruh pangkalan. Pemerintah kemudian menugaskan Pertamina untuk menjadi saluran impor bagi distributor swasta.
Transaksi ini merupakan salah satu dari beberapa perjanjian yang dilakukan oleh Pertamina tahun ini. Sebelumnya, operator lain seperti BP‑AKR telah membeli 100.000 barel dari Pertamina pada bulan Oktober.
Dari sisi pemerintah, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi menyebut bahwa kerja sama antara Pertamina dan Shell menjadi bagian dari strategi untuk menstabilkan pasokan bahan bakar nasional, mengingat impor oleh pihak swasta terbatas oleh regulasi.
BACA JUGA:BBM Langka, Menteri Bahlil Desak SPBU Swasta Sinergi dengan Pertamina
BACA JUGA:Pemerintah Resmi Terapkan Campuran Etanol 10 Persen di BBM, Disetujui Presiden Prabowo
Negosiasi antara Shell dan Pertamina dilaporkan telah memasuki tahap akhir proses pembelian bahan bakar dasar, namun angka final volume pembelian oleh Shell belum disebutkan secara resmi oleh perusahaan maupun pemerintah
Meskipun kesepakatan sudah diumumkan, Shell belum mengeluarkan komentar resmi terkait nilai transaksi, waktu pengiriman, atau jenis bensin yang dibeli. Pemerintah pun belum memastikan detail teknis pengiriman dan logistiknya.
Dari perspektif pasar, kesepakatan ini dapat membantu meredam tekanan distribusi bahan bakar yang sempat menyebabkan beberapa stasiun swasta mengurangi jam operasi dan menutup sebagian layanan.
Namun, para analis mencatat bahwa pembelian oleh Shell meskipun besar, tetap hanya sebagian dari kebutuhan eks-stasiun swasta yang masih menghadapi kendala seperti spesifikasi bahan bakar dan prosedur impor melalui Pertamina.
Dengan adanya perjanjian ini, diharapkan pasokan bahan bakar khususnya golongan non-subsidi bisa lebih lancar ke depan, serta persaingan di segmen ritel bahan bakar swasta menjadi lebih sehat. Pemerintah juga akan melakukan pemantauan agar distribusi berjalan efisien.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
