BANNER HEADER DISWAY HD

Stroke Jadi Pembunuh Nomor Satu di Indonesia 2025, Gejalanya Sering Dianggap Remeh

Stroke Jadi Pembunuh Nomor Satu di Indonesia 2025, Gejalanya Sering Dianggap Remeh

Ilustrasi --ISTIMEWA

RADARTVNEWS.COM – Penyakit stroke menjadi pembunuh nomor satu di Indonesia, menyalip penyakit lain yang selama ini mendominasi daftar penyebab kematian. Data pemerintah dan kelompok kesehatan menunjukkan lonjakan kasus serta kematian akibat stroke, yang membuat upaya pencegahan dan deteksi dini menjadi semakin mendesak. 

Mengapa stroke bisa begitu mematikan? 

Stroke terjadi ketika aliran darah ke bagian otak terhenti baik karena penyumbatan (iskemik) maupun pecahnya pembuluh darah (hemoragik). Kerusakan otak berlangsung cepat: setiap menit ada jutaan sel saraf yang hilang ketika penanganan terlambat, sehingga keterlambatan sedikit saja dapat berakibat kecacatan permanen atau kematian. Selain itu, faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, merokok, obesitas, dan pola hidup kurang aktif menjalar luas di masyarakat, meningkatkan kemungkinan serangan stroke. 

BACA JUGA:Mengenal Bell’s Palsy, Kelumpuhan Wajah Mendadak yang Sering Disangka Stroke

Masalah besar lainnya, gejala stroke sering diabaikan atau disalahartikan. Banyak orang meremehkan tanda-tanda awal seperti senyum miring, kelemahan pada satu sisi tubuh, susah bicara tiba-tiba, atau penglihatan kabur pada salah satu mata. Gejala yang muncul singkat atau tidak sakit hebat membuat korban atau keluarga menunda mencari pertolongan. Padahal pakar kesehatan menekankan prinsip “waktu adalah otak” semakin cepat penanganan, peluang sembuh dan meminimalkan kecacatan semakin besar. 

Kementerian Kesehatan mengampanyekan cara mudah mengenali stroke dengan langkah singkat: “SeGeRa ke RS” Senyum, Gerak, Bicara, Rabun (dan segera ke rumah sakit). Inisiatif ini dimaksudkan agar masyarakat tidak ragu membawa pasien ke fasilitas kesehatan terdekat ketika gejala muncul. Selain itu pemerintah meluncurkan program skrining kesehatan massal untuk mendeteksi faktor risiko sejak dini.

BACA JUGA:Pola Hidup Sehat Kak Seto, Meski Alami Stroke Ringan Tetap Kuat dan Optimis

Kenaikan angka kematian akibat stroke adalah peringatan keras: tanpa perubahan gaya hidup, deteksi dini, dan akses perawatan cepat, korban akan terus bertambah. Untuk setiap detik yang terbuang karena ragu, konsekuensinya bisa permanen dan bagi negara, beban sosial-ekonomi yang besar. Masyarakat diminta waspada; mengenal tanda dan bertindak cepat dapat menyelamatkan nyawa.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: