Eldest Daughter Syndrome: Beban Pada Anak Perempuan Pertama yang Dianggap Biasa Oleh Orang Tua

Eldest Daughter Syndrome: Beban Pada Anak Perempuan Pertama yang Dianggap Biasa Oleh Orang Tua

Ilustrasi Anak Perempuan dengan Eldest Daughter Syndrome-Pinterest-

LAMPUNG, RADARTVNEWS.COM -Di banyak keluarga, anak pertama dianggap sebagai anak yang harus memikul tanggung jawab lebih, apalagi jika perempuan. Fenomena ini dikenal sebagai “Eldest Daughter Syndrome" atau Sindrom Anak Perempuan Tertua.” Meski belum menjadi istilah resmi dalam dunia psikologi, sindrom ini menggambarkan beban mental dan tanggung jawab berlebihan yang kerap dipikul oleh anak tertua dalam sebuah keluarga.

 Apa itu "Eldest Daughter Syndrome"?

Eldest Daughter Syndrome pertama mengacu pada fenomena di mana anak perempuan tertua dalam sebuah keluarga sering kali diharapkan mengambil peran tambahan sebagai "figur kedua" setelah orang tuanya. Dalam banyak kasus, anak perempuan tertua tidak hanya berperan sebagai anak tetapi juga pengasuh, pelindung, dan terkadang menjadi penasihat bagi adik-adiknya. Hal ini terutama berlaku dalam keluarga dimana kedua orang tuanya bekerja atau dengan anak yang lebih besar yang memiliki pengawasan orang tua yang terbatas.

 Tanggung Jawab yang Berat 

Sebagai anak perempuan tertua, mereka diharapkan untuk: 

• Menjaga Adik-adiknya: Anak perempuan tertua sering kali diminta untuk mengawasi adik-adiknya, membantu mereka belajar, atau mengurus kebutuhan sehari-hari, terutama jika orang tua tidak ada.

• Menjadi Teladan: Tekanan untuk menjadi contoh yang baik merupakan beban tersendiri. Mereka diharapkan lebih dewasa, disiplin, dan berperilaku lebih baik dibandingkan saudaranya.

• Beban Emosional: Anak tertua sering kali menjadi tempat curhat, atau bahkan menjadi mediator dalam konflik keluarga. Mereka harus mengendalikan emosi karena mereka merasa bertanggung jawab menjaga ketenangan di rumah.

• Mengorbankan Kepentingan Pribadi: Seringkali anak perempuan tertua harus mengesampingkan kepentingan dan keinginan pribadinya demi keluarga. Misalnya, mereka mungkin tidak bisa sering keluar bersama teman karena harus membantu pekerjaan rumah atau mengurus adik.

  Dampak Emosional dan Psikologis 

Tanggung jawab yang diberikan sejak usia dini dapat berdampak signifikan terhadap kesehatan mental anak perempuan tertua. Mereka sering kali merasa terlalu bertanggung jawab dan terbiasa mandiri, sehingga sulit bagi mereka untuk meminta bantuan.

 Beberapa dampak emosional yang mungkin terjadi antara lain:

• Rasa Bersalah: Anak perempuan tertua sering kali merasa bersalah ketika mereka tidak memenuhi harapan keluarga mereka, meskipun itu bukan sesuatu yang bisa mereka kendalikan sepenuhnya.

• Kelelahan Emosional: Kombinasi antara tanggung jawab yang besar dan harapan akan kinerja yang baik secara konsisten dapat menyebabkan kelelahan emosional. Mereka mungkin merasa terjebak dalam rutinitas harian hingga tidak punya waktu untuk diri sendiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: