Pekan Raya Lampung Kehilangan Orientasi Awal, EO Cuma Pikirkan Untung Besar Kini Ditinggal Pengunjung

Pekan Raya Lampung Kehilangan Orientasi Awal, EO Cuma Pikirkan Untung Besar Kini Ditinggal Pengunjung

LENGANG : Suasana Pekan Raya Lampung 2024.-Arif Goma-

Lebih mengejutkan adalah saat mengetahui sewa tenant yang berada di lapangan utama. Tak tanggung-tanggung, untuk tenant berukuran 5x5 meter dikenai biaya sebesar Rp17 juta. 

Sementara untuk tenant berukuran 3x3 meter dikenai biaya hingga Rp 10 juta. 

Biaya sewa yang begitu tinggi memaksa mereka untuk berfikir dan mengakalinya dengan bergabung bersama beberapa pedagang dalam satu tenda. 

Ditanya apakah akan tetap mendapat keuntungan sebagai tempat mencari nafkah? Pedagang ini menjawabnya dengan keraguan. 

"Belum tau mas, gak tentu juga. Udah hari kelima gini tapi masih sepi-sepi aja," kata pedagang yang identitasnya sengaja dirahasiakan. 

Pedagang mengungkapkan bahwa gelaran PRL tahun ini jauh berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. 

Jika biasanya dirinya sibuk melayani pelanggan yang mampir membeli makanan yang dijajakannya, tahun ini justru sebaliknya. 

Itu terlihat jelas dari pantauan, pedagang lebih banyak duduk dan berdiri di depan lapaknya sambil sesekali mengajak pengunjung mampir ke lapaknya. 

Padahal, untuk jenis makanan yang dijualnya biasanya tak perlu sampai repot-repot menawarkan kepada pengunjung. 

Pengunjunglah yang dengan otomatis akan mampir membeli makanan yang dijualnya. Penyebabnya jelas, yakni pengunjung yang tampak sepi. 

"Ya, banyak yang lewat aja, mampir mah gak," katanya dengan suara parau. 

Biaya sewa yang tinggi itu tak hanya membebani pedagang, juga pembeli karena harganya yang ikut naik. 

Untuk makanan berkuah seperti yang dijual pedagang tersebut, biasanya 1 mangkuk dihargai kisaran Rp 12 - 15 ribu saja. 

Juga minuman jeruk untuk 1 gelas yang biasanya dihargai Rp 5 ribu melonjak tinggi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: