Proyek Jembatan Rp5,6 M di Lampung Utara Belum Rampung, Sudah Serah Terima
DIKORUPSI? : Proyek jembatan gantung di pelosok Kabupaten Lampung Utara senilai Rp5,6 M diduga dikorupsi.-Sastra Sudadi-
Tak hanya itu, penggunaan material besi dinding pembatas diduga tak sesuai spesifikasi teknis. Pada pekerjaan rabat beton, diduga dikerjakan asal jadi tanpa memperhatikan keselamatan pengendara.
Tanjakan dan turunan curam tidak dilakukan penanganan teknis sehingga membahayakan keselamatan warga yang melintas, terlebih jika musim penghujan tiba. Menurut penuturan warga yang lewat, mereka merasa was-was jika melintas saat musim hujan tiba, sebab jalan rabat beton tersebut licin dan sulit untuk dilalui.
"Kirain proyeknya belum selesai, soalnya jalan disini masih parah, apalagi dinding tebing pada longsor, itu liat sendiri mas, longsor semua, pohon-pohon besar itu akarnya sudah kelihatan menggantung. Mana jalannya licin pas hujan kemarin, kalau rem motor enggak pakem, bisa masuk jurang," kata Ujang, pekebun yang kerap gunakan jalan itu, Selasa 16 April 2024.
Dirinya kaget, setelah mengetahui anggaran proyek jembatan tersebut nilainya mencapai miliaran rupiah berada di tengah perkebunan yang akses jalannya masih jalan setapak dan kondisinya sangat memprihatikan.
"Coba kalau pemerintah kemarin membagi duitnya untuk bangun jalan juga, jembatan gantung kayak begitu apa iya sampai habis Rp5,6 miliar bang, coba dikurangi Rp1 miliarnya, terus dikasih untuk bangun jalan, biar enggak mubazir bangun jembatan gantung itu," ujarnya polos.
Pekerjaan rabat beton diduga tidak dikerjakan oleh oknum pemborong, kini dikerjakan meski terkesan asal jadi. Setelah viral diberitakan dan perbuatan curangnya diketahui publik, pihak pemborong langsung mengerjakan pembuatan jalan rabat beton walaupun dilapangan diduga masih tersisa puluhan meter yang belum dikerjakan oleh oknum pemborong.
Pemasangan dan penggunaan delineator diduga dipasang asal-asalan, penggunaan delineator sebagai rambu lalu lintas disepanjang jalan rabat beton dipasang di dalam badan jalan dan tidak kokoh pemasangannya.
Longsor yang terjadi pada bagian talut penahanan tanah (TPT) di sekitar pondasi jembatan, hingga kini tak kunjung diperbaiki. Nampak di lokasi , timbunan TPT dan drainase mulai longsor tergerus air.
Terparah, terjadi pada pondasi jembatan gantung yang pengecorannya diduga secara manual tanpa menggunakan ready mix.
Sehingga dikhawatirkan antar coran beton tidak merekat sempurna, bahkan untuk mengakali agar tidak begitu nampak kasat mata oleh publik, oknum pemborong melapisinya menggunakan cairan semen tambahan pada dinding beton pondasi jembatan gantung dengan bentang sepanjang 60 meter. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: