NOSTALGIA RAMADAN : Napi Rutan Way Hui Lampung Catat dan Buru Tanda Tangan Penceramah
RAMADAN DI RUTAN : Aktivitas warga binaan mengikuti ceramah agama. -Leo Dampiari-
RADARTV - Banyak ragam cara meningkatkan semangat umat muslim untuk melaksanakan ibadah selama Ramadan.
Seperti dilakukan warga binaan di Rumah Tahanan Negara atau Rutan Wayhui. Para narapidana wajib mencatat ceramah yang disampaikan ustadz saat salat tarawih.
Setelah itu, sebagai pembuktian telah mencatat ceramah agama, mereka berburu tanda tangan ustadz. Meski harus antre, mereka sangat menikmati proses ini.
Sejumlah program selama bulan Ramadan tahun 2024 dilaksanakan di Rumah Tahanan Negara Way Hui, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Mulai dari salat tarwih berjemaah, tadarus, sahur dan buka bersama.
Anak – anak era 90-an pasti pernah merasakan nostalgia Ramadan ini. Yakni ketika ada tugas dari sekolah untuk mencatat isi materi ceramah yang disampaikan dalam kuliah tujuh menit atau kultum.
Kultum ini disampaikan ustadz saat jeda antara salat Isya dan tarawih. Biasanya temanya beragam atau menyesuaikan momentum.
Nah, suasana ini kembali dialami oleh warga binaan Rumah Tahanan Negara atau Rutan Way Hui. Pesertanya bukan anak sekolah.
Tapi para narapidana, berusia dewasa. Secara teliti dan cermat, mereka mencatat materi cermah, mulai judul hingga isi.
Puncaknya adalah setelah salat tarawih. Para warga binaan ini berkumpul mengeliling ustadz. Bukan untuk memberikan kekerasan fisik. Namun mereka secara bergiliran minta tanda tangan.
”Perasaanya sangat senang ya, atas aktivis yang mengingatkan kembali ke masa – masa kecil. Dahulu, saat SD kami ditugasi mencatat cermah dan berburu tanda tangan,” kata salah satu warga binaan.
Kasi Pelayanan Tahanan Rutan Kelas I Bandar Lampung Nekson Iskandar menyampaikan selama bulan Ramadan memiliki jadwal tugas yang ketat.
Para santri tidak boleh melanggar aturan seperti tidak boleh merokok dan berlama lama di dalam kamar mandi.
”Kami sudah rancang sedemikian rupa kegiatan untuk WB agar benar – benar mampu menjadikan bulan Ramadan sebagai bulan untuk bertobat dan memperbaiki diri,” kata Nekson Iskandar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: