Mengenal Museum Lampung Sebagai Wisata Sejarah yang Penting Dianjarkan, Apa Manfaatnya Bagi Anak ?
Bangunan Museum Lampung yang menyimpan berbagai koleksi benda bersejarah dan peninggalan budaya di Provinsi Lampung-Foto : Yopie Franz-
Di bagian kiri taman, bisa kita melihat Jangkar, pelampung kapal, dan bola besi. Bola besi tersebut biasa digunakan di daerah tujuan transmigrasi pada 1953-1956. Digunakan untuk membuka lahan transmigrasi di wilayah Lampung Timur, Raman Utara dan Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur, Seputih Banyak, dan Seputih Raman.
Saat naik ke lantai dua museum Lampung, pengunjung akan menemui koleksi aksesori dua sub-etnik Lampung, yaitu Saibatin dan Pepadun berupa puade dan pakaian adat. Beberapa pakaian adat tersebut memiliki warna dan motif yang khas dan bermakna simbolis.
Dimana kedua sub-etnik ini memiliki kekhasan masing-masing dalam ritual adat dan aksesorinya. Keduanya memiliki upacara daur hidup. Mulai dari upacara kehamilan, kelahiran, masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa, perkawinan dan kematian, khitanan, sunatan massal (peusijuk), atau pesta rakyat (pesta adat).
Dalam upacara-upacara daur hidup tersebut terkandung unsur falsafah bernilai luhur. Seperti nilai-nilai hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan, dan manusia dengan supernatural.
Di museum Lampung juga terdapat koleksi alat musik tradisional yang digunakan oleh masyarakat Lampung untuk mengiringi tarian atau nyanyian adat, seperti gendang (tambur), rebana (gendang kecil), seruling (suling), gambus (kecapi), gong (lonceng besar), angklung (alat musik bambu), dan lain-lain. Saat diamati alat musik tersebut memiliki bentuk dan suara yang unik dan harmonis.
Di museum Lampung juga terdapat sejumlah koleksi senjata bersejarah yakni koleksi senjata tradisional yang digunakan oleh masyarakat Lampung dalam berperang atau berburu, seperti pedang, tombak, parang, pisau, panah, busur, dan senapan.
Jika diamati secara seksama, di beberapa senjata tersebut memiliki ukiran dan hiasan yang khas dan artistik.
Terdapat pula sejumlah perhiasan yang menjadi bagian koleksi museum dimana perhiasan digunakan oleh masyarakat Lampung sebagai simbol status sosial atau kecantikan, seperti gelang, kalung, anting-anting, cincin, mahkota, dan sisir.
Dari koleksi perhiasan tersebut beberapa terbuat dari bahan-bahan seperti emas, perak, tembaga, kuningan, besi, kayu, kulit binatang, atau manik-manik.
Di museum Lampung pengunjung akan menemukan perpustakaan yang menyediakan berbagai buku atau jurnal tentang budaya atau sejarah Lampung maupun Indonesia secara umum.
Perpustakaan ini dapat digunakan oleh pengunjung untuk membaca atau mencari informasi lebih lanjut tentang topik-topik tertentu yang berkaitan dengan koleksi museum.
Tak ketinggalan di momen tertentu seperti kunjungan sekolah pengelola museum menyediakan souvenir shop yang menjual berbagai barang-barang souvenir yang berkaitan dengan budaya atau sejarah Lampung maupun Indonesia secara umum.
Souvenir shop ini dapat menjadi tempat bagi pengunjung untuk membeli oleh-oleh atau kenang-kenangan dari kunjungan mereka ke museum.
Saat berkunjung ke museum Lampung pengelola tidak mematok harga tiket masuk bagi pengunjungnya.
Pengunjung hanya diminta untuk memberikan sumbangan sukarela sesuai dengan kemampuan mereka. Sumbangan tersebut akan digunakan untuk biaya operasional maupun pengembangan museum.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: