Warga Mulai Rasakan Dampak Abu Letusan Gunung Anak Krakatau, Pemkab Lamsel Bingung Mau Berbuat Apa

Warga Mulai Rasakan Dampak Abu Letusan Gunung Anak Krakatau, Pemkab Lamsel Bingung Mau Berbuat Apa

ERUPSI : Gunung Anak Krakatau meletus malam hari.-bmkg-

RADARTV – Selama beberapa hari terakhir ini, Gunung Anak Krakatau (GAK) terus mengalami erupsi. Pada Sabtu 16 Desember 2023, GAK terpantau meletus sekira pukul 10.24 WIB. 

Jumono, petugas yang melaporkan menyebutkan tinggi kolom letusan teramati ± 1000 m di atas puncak atau ± 1157 meter di atas permukaan laut (mdpl). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur laut. 

”Saat laporan ini dibuat, erupsi masih berlangsung. Rekomendasinya, masyarakat atau pengunjung, wisatawan dan pendaki tidak mendekati Gunung Anak Krakatau atau beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah aktif,” tulis Jumono.

Tingginya intensitas letusan atau erupsi ditambah factor kencangnya tiupan angin menyebabkan abu vulkanik terbawa hingga puluhan kilometer.   

Salah satu lokasi terdampak dialami oleh masyarakat Pulau Pulau Sebesi, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung.

Jarak antara Gak dan Pulau Sebesi relative jauh sepanjang 19,1 kilometer. Serpihan halus abu yang berasal dari material batu dan pasir yang tersembur ke udara dan terbawa angin mendarat di pulau seluas 2.600 hektar yang dihuni oleh 1,000 lebih kepala keluarga dengan penduduk mencapai 4 ribu jiwa.  

Masyarakat mengaku mulai terganggu saat melaksanakan aktivis luar ruangan. Mereka sangat membutuhkan masker dan kacamata anti debu. Abu berwarna abu-abu gelap itu dengan cepat mendarat di pakaian yang sedang di jemur, di atap rumah, dan dedaunan.

”Banyak warga sini, sudah mulai mengalami gangguan pernafasan. Karena abu datang tak kenal waktu saat ditiup angin,” ujar salah satu warga.  

Pulau Sebesi merupakan salah satu pulau terdekat dari GAK yang dihuni warga. Sedangkan jarak GAK ke Kecamatan Rajabasa dan Kalianda, Lampung Selatan mencapai 35 – 44,4 kilometer.  

”Pas Anak Krakatau meletus, angin kencang ke arah sini. Mulailah abu vulkanik berterbangan,” jelas warga lainnya. 

Masyarakat sangat membutukan kacamata untuk melakukan aktivitas luar ruangan seperti berkebun atau melaut. Apalagi jika mengendarai sepeda motor, maka mata akan cepat pedih seperti kemasukan serpihan abu – abu vulkanik.

Pemkab Lamsel Bingung Mau Berbuat Apa 

Terkait naiknya status level Gunung Anak Kraktau tak lantas membuat Pemkab Lampung Selatan melalui Dinas Kesehatan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) responsif. Mereka terkesan abai jikalau tak mau disebut lalai. 

Seharusnya sudah ada standar operational prosedur (SOP) berbagai tingkatan terkait langkah yang wajib diambil. ”Pemkab seperti tak tahu harus berbuat apa. Tolonglah pikirkan nasib warga, jangan Cuma mengimbau saja. Butuh langkah konkret sebelum semuanya terjadi,” sela warga yang lain.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: