Siapa Teman Sesungguhnya, Ini Tuntutan Mencari Teman Sesuai Ajaran Nabi
ilustrasi-foto pexels q hung-
RADAR TV - Manusia diciptakan Allah Subhanahu Wata’ala terdiri dari laki-laki dan perempuan, berbeda-beda dari suku, bangsa, dan bahasa untuk saling mengenal.
Dimana Allah Subhanahu Wata’ala memberikan nikmat berupa keinginan untuk saling memahami dan mengenal satu sama lain sebagai makhluk sosial.
Kita semua akan tahu bahwa hikmah sebagai mahluk sosial itu menjadikan kita saling menjalin ukhwah atau hubungan yang erat satu sama lain.
Firman Allah dalam Surah Al Hujurat Ayat 13 yang berbunyi :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya: "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (QS Al Hujurat : 13)
Teman adalah Tempat Berbagi dan Saling Menasehati
Setiap kita bisa dipastikan pasti memiliki teman sebagai tempat berbagi rasa, saling menasehati dan saling tolong-menolong baik dalam keadaan susah atau bahagia.
Namun diantara mereka ada yang tulus berteman dengan kita apa adanya dan ada pula yang berteman karena ada apanya.
Islam sendiri sangat tinggi dalam memandang nilai-nilai pertemanan. Bahkan Rasulullah SAW pernah bersabda, “Jiwa-jiwa manusia ibarat pasukan. Bila saling mengenal menjadi rukun dan bila tidak saling mengenal menimbulkan perselisihan.” (HR. Muslim)
Bahkan kecintaan kita terhadap teman sesama muslim disebutkan Rasulullah untuk lebih mencintai saudara muslim melebihi kecintaan kepada diri sendiri.
عَنْ أَبِي حَمْزَةَ أَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – خَادِمِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ ” رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ
Dari Abu Hamzah Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, pembantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Meneladani Cara Bergaul Rasulullah dan Memilih Teman
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: https://unida.gontor.ac.id