asn

Video Syur Beredar, Siswi SMA di Bandar Lampung Mangaku Jadi Korban Perundungan

Video Syur Beredar, Siswi SMA di Bandar Lampung Mangaku Jadi Korban Perundungan

Foto tangkapan layar--

RADAR TV- Lagi, seorang siswi SMA di Bandar Lampung diduga mendapatkan perundungan dari teman sekelas.

Dalam video yang beredar degan berdurasi 48 detik, ymemperlihatkan dugaan tindakan perundungan dilakukan di dalam kelas sekolah.

Tampak seorang siswi diduga dipaksa untuk memperagakan perilaku asusila, mirisnya adegan tersebut direkam oleh teman sekelasnya menggunakan ponsel genggam dan disebarluaskan di media sosial.

Diketahui dugaan perundungan terjadi pada siswi SMA kelas 12 berinisial MA, yang merupakan siswi sekolah SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung.

BACA JUGA:Kasus Bullying Siswi SD di Pesawaran Berakhir Restoratif Justice

Citra Pradipta kakak kandung MA menjelaskan, dirinya baru mengetahui adiknya diduga menjadi korban perundungan pada hari Kamis (30/11/23).

Korban mengalami depresi parah karena kerap menjerit-jerit sendiri hingga dibawa ke psikiater di salah satu Rumah Sakit Jiwa (RSJ). MA mengaku telah mendapatkan perbuatan yang tidak pantas.

"Baru tahu hari Kamis, adik saya mengalami depresi menjerit-jerit sendiri hingga dibawa ke psikiater di RSJ. Saat ditanya dia cerita  telah mendapatkan perbuatan yang tidak pantas," kata CItra 4 Desember 2023.

Kakak korban menambahkan adiknya sudah mengalami perundungan sejak bulan Juli 2023 hingga Desember 2023. Mirisnya korban sudah berulang kali diperlakukan seperti itu oleh rekan sekelasnya dan pernah diperintah untuk menonton dan memperagakan video syur.

BACA JUGA:Mahasiswa Baku Hantam, UBL Klaim Bukan Bullying

"Udah beberapa kali dia dipaksa buat video (desah-desah) pokoknya mengarah ke porno 18 plus. Adek saya depresi dan nggak masuk sekolah. Saya konfrimasi ke sekolah saya bilang kalau adik saya sepertinya ke bully. Sekolah bilang masih mau cari kebenaran," ujarnya.

Sementara pihak sekolah tidak membenarkan atas terjadinya aksi perundangan tersebut.

Waka Sekolah Bidang Humas Oktaviani Delasani, mengatakan pihaknya sudah memanggil siswa yang menjadi terduga pelaku dari pengakuan terduga pelaku menyebut hal tersebut dilakukan karena permintaan korban.

"Perundungan itu tidak ada, setiap hari kami lihat biasa-biasa aja. Dan saya tanya kalian ini ada apa lalu dijawab tidak apa-apa. Saat kakaknya datang ya kami kaget. Kami panggil anak-anak yang diduga melakukan. Nah yang diduga bilang itu si anak (MA) minta direkam video bahasa korea dengan ada desah-desah," ujar Oktaviani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: